Bagikandakwah - Sahabat Dakwah, setujukah bahwa pada umumnya pernikahan bisa membuat laki-laki lebih dewasa, sedangkan pacaran justru sebaliknya, membuat seorang laki-laki lebih kekanak-kanakan? Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal ini terjadi, berikut beberapa di antaranya yang patut kita simak :
1. Yang pertama Ialah Pernikahan menandakan seorang laki-laki yang bersedia membuat komitmen, sedangkan pacaran ialah untuk laki-laki yang takut berkomitmen
Sahabat Dakwah, Seorang laki-laki sejati tidak akan takut pada komitmen dalam rumah tangga, karena ia tahu cinta itu membutuhkan tanggungjawab, tidak hanya mereguk kenikmatan lalu melarikan diri dari kewajiban dan kesulitan yang dihadapi.
Laki-laki yang takut berkomitmen bukankah sama seperti anak kecil yang hanya suka bermain tanpa mau membereskan kembali mainan ke tempatnya semula? Dan segera meninggalkan mainan tersebut begitu rusak.
2. Yang Kedua Ialah Kewajiban menafkahi istri dan anak 'memaksa' laki-laki untuk meninggalkan zona nyaman, tidak adanya kewajiban menafkahi saat berpacaran hanya membuat laki-laki ketagihan luntang-lantung mem-PHP para gadis
Sahabat Dakwah, Kalau sekadar traktir nonton, traktir makan, sekali-sekali membelikan baju, sebagaimana orang pacaran, sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan uang yang perlu dikeluarkan untuk memberi makan seorang perempuan minimal 3 kali sehari, belum termasuk biaya beli cemilan, dan kebutuhan bulanan seperti shampo, sabun, detergen, pembalut, dan lain sebagainya. Juga biaya cicilan rumah, kendaraan, agar keluarganya mendapat fasilitas yang lebih nyaman.
Apalagi kalau sudah punya anak, harus beli popok, pampers, susu, bubur, dan kebutuhan lainnya. Kewajiban menafkahi inilah yang idealnya bisa memaksa laki-laki meninggalkan zona nyamannya dan menjadi sosok yang lebih bertanggungjawab.
Itulah sebabnya wanita yang rela 'dibeli' waktu dan perhatiannya hanya dengan tiket nonton bioskop, makan bareng, jalan bareng, sungguh merugi... sudahlah tidak dapat pahala, beresiko terjerumus zina, menghabiskan waktu, perhatian, dan cinta pada orang yang belum tentu rela menanggung nafkahnya di kemudian hari.
3. Yang Ketiga Ialah Perbedaan karakter, cara pandang, dan gaya hidup dengan seorang wanita yang sudah menjadi seorang istri akan membuat laki-laki mengurangi kadar keegoisannya, sedangkan kepura-puraan perempuan saat pacaran karena menutupi segala kecacatannya akan membuat laki-laki semakin dimanjakan
Sahabat Dakwah, Saat seorang perempuan berpacaran kebanyakan menutup-nutupi hal buruk dari dirinya, mengutamakan wajah cantik, berpura-pura sabar, berusaha beradaptasi dengan si yayang dan lainnya yang membuat seorang laki-laki tidak benar-benar paham perbedaan cara pandang, cara berkomunikasi, dan gaya hidup bersama seorang perempuan.
4. Yang Keempat Ialah Hubungan rumit dengan mertua, ipar, dan keluarga besar istri menjadikan seorang laki-laki memiliki kemampuan beradaptasi dan berlapang dada
Sahabat Dakwah, Saat pacaran, seorang laki-laki tidak dituntut untuk mengenali dan beradaptasi dengan keluarga pacarnya, beda dengan ketika menikah, di mana ia perlu beradaptasi dengan keinginan dan kebutuhan keluarga besar istri.
Memang pada kenyataannya tidak semua suami bisa menjadi dewasa, ada juga yang selamanya menjadi kanak-kanak dan egois sekalipun sudah menikah bertahun-tahun, namun beberapa hal yang disebutkan di atas merupakan faktor-faktor yang bisa mem-boosting kedewasaan pada diri seorang laki-laki, dan hal tersebut pasti ditemukan dalam ikatan pernikahan.
Demikianlah penjelasan mengenai mengapa pernikahan Bisa Membuat Laki-laki Lebih Dewasa Sedangkan Pacaran Membuat Laki-laki Lebih Kekanakan.
Semoga bisa bermanfaat
Sumber : ummi-online.com