BagikanDakwah – Sahabat dakwah, Zina merupakan dosa
yang amat besar, jangan dekati zina! Sesungguhnya zina ialah utang, yang sangat
mungkin akan menyeret keluarga dan keturunan kita kelak. Apa maksudnya zina ialah
utang? Mari kita simak hadits Rasulullah berikut ini :
Abu Umamah menceritakan, “Suatu hari ada seorang pemuda
yang mendatangi Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam seraya berkata, “Wahai
Rasulullah, izinkan aku berzina!”
Para sahabat pun bergegas mendatanginya dan
menghardiknya, “Diam kamu, diam!”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berkata,
“Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati beliau dan duduk di hadapan beliau.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya, “Relakah
engkau jika ibumu dizinai orang lain?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul” sahut pemuda itu.
“Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka
dizinai”.
“Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”. “Tidak,
demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka
dizinai”. “Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”. “Tidak, demi Allah
wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka
dizinai”. “Relakah engkau jika bibimu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai
Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”. “Relakah
engkau jika bibi dari ibumu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan
tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah
kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kema-luannya."
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi
tertarik untuk berbuat zina”. (HR. Ahmad)
Dari penjelasan Rasulullah dalam hadits di atas
tersebut, kita dapat mengetahui bahwa ketika seorang pria berzina dengan
seorang wanita, sama saja pria tersebut tengah menzinahi seorang anak
perempuan, seorang adik perempuan, seorang calon istri, bahkan juga seorang
calon ibu. Sadarilah bahwa perempuan itu mempunyai ayah yang tentu tidak rela
anaknya dizinahi, perempuan itu mempunyai keluarga yang takkan berkenan dirinya
dinodai.
Bayangkan apa rasanya jika kelak engkau mempunyai anak
perempuan dan anakmu itu dizinahi oleh pemuda yang bermain-main saja dengannya?
Bagaimana rasanya? Atau, bayangkan jika engkau menikahi seorang yang kau anggap
baik, namun ternyata ia pun pezina seperti dirimu.
Maka berhentilah berzina, kalau tidak... ketahuilah
bahwa zina itu utang, yang dapat saja mengharuskan keluarga atau keturunanmu
untuk membayarnya. Na'udzubillah min dzalik.
Baca Juga : Inilah 5 Cara Bertaubat dari Zina
Dalam suatu kisah, seseorang datang dan bertanya kepada Imam Syafi'i, "Mengapa hukuman bagi para pezina sedemikian beratnya?"
Maka wajah Imam Syafi'i pun memerah, pipinya merona
delima. Lalu beliau berkata, "Karena zina ialah dosa yang bala' (besar
resikonya). Akibatnya akan mengenai keluarganya, tetangganya, keturunannya hingga
tikus dirumahnya dan semut di liang sekitar rumahnya."
Orang itu kembali bertanya, "Mengapa pelaksanaan
hukumannya dengan itu ? Sebagaimana Allah berfirman, " Dan janganlah rasa
ibamu pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama.”
Maka Imam Syafi'i pun terdiam, ia menunduk lalu
menangis. Setelah tangisnya berhenti, beliau berkata, "Sebab zina
seringkali datang dari cinta dan cinta selalu membuat seseorang menjadi iba.
Kemudian setan datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia daripada mencintai-Nya."
Lalu orang itu bertanya kembali, " Dan mengapa
Allah berfirman, "Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka (pezina)
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman ? Bukankah hukuman bagi
pembunuh, orang murtad dan pencuri, Allah tidak mensyaratkan menjadikannya
tontonan?"
Seketika janggut imam Syafi'i basah, ia terguncang.
Lalu beliau berkata, "Agar menjadi pelajaran." Ucapnya sambil
terisak.
"Agar menjadi pelajaran." Beliau tersedu.
"Agar menjadi pelajaran." Beliau kembali
terisak.
Kemudian ia bangkit dari duduknya dan matanya kembali
menyala, ia kembali bersemangat dan berkata, "Sebab ketahuilah oleh kalian
bahwa sesungguhnya zina ialah utang. Dan sungguh utang tetaplah utang. Salah
seorang dalam nasab/keturunan pelakunya pasti harus membayarnya."
Sahabat dakwah, Semoga tulisan diatas dapat menjadi
pengingat bagi kita untuk menjauhi zina.
Sumber : ummi-online.com