BagikanDakwah
– Sahabat Dakwah, dimodern ini sosok ibu rumahtangga yang berbisnis atau
business mom sedang menjadi tren akhir-akhir ini. Di masa awal pernikahan,
istri saya pun menunjukkan hasrat yang tinggi untuk berwirausaha. Dia pernah
berdagang kecil-kecilan meskipun gagal dan akhirnya tidak dilanjutkan.
Namun,
beberapa waktu yang lalu saya kembali menantangnya untuk berbisnis. “Bunda,
coba deh dagang lagi. Online saja bunda. Sekarang banyak lapak gratis di
internet. Nah, produknya gampang dicari. Misalnya produk-produk kecantikan,
kerajinan tangan, atau busana muslimah.Yang penting Bunda semangat untuk
berbisnis. Keuntungannya juga lumayan buat menambah pemasukan keluarga.
Kerjanya pun ndak terlalu repot. Sekadar mengambil gambar produk, posting di
internet, dan melayani konsumen. Kalau ada order, tinggal gunakan jasa kurir.
Gampang, kan, kerjanya? Bisa sambil ngurus anak-anak. Gimana, Bun?” Setuju gak?
Istri saya
kemudian menimpali, “Ayah, memangnya mau bantu pekerjaan ibu rumah tangga
bunda? Memangnya Ayah mau bantu menggantikan popok adek malam-malam? Terus
sebelum berangkat kerja, memangnya Ayah mau menyapu dan mengepel rumah? Terus
Ayah mau masak sendiri buat sarapan? Juga memandikan adek dan mencuci baju
kita? Lalu, nanti yang menyetrika baju siapa? Yang ajak adek belajar di rumah
dan istirahat siapa?”
Istri saya
kemudian melanjutkan, “Nah, kalau Ayah nggak mau melakukan pekerjaan ibu rumah
tangga, terus kenapa Bunda diminta mengerjakan kewajiban kepala rumah tangga
untuk mencari penghasilan? Kan, sudah ada pembagian tugasnya masing-masing. Apa
Ayah mau, Bunda sukses jadi business mom, tapi rumahnya berantakan?
Anak-anaknya pada nggak diurus? Gimana?”
Jawaban-jawaban
tersebut langsung menohok saya. Dalam hati terdalam, saya pun mengamini jawaban
tersebut. Banyak suami yang menuntut istrinya melakukan banyak aktivitas,
tetapi ketika dituntut balik malah banyak alasan untuk menolaknya. Kegagalan
para istri untuk menjadi business mom sejatinya disebabkan kegagalan para suami
untuk membantu pekerjaan pasangannya. Lebih parah lagi, menuntut istri untuk
menjadibusiness mom mencerminkan kemalasan suami untuk bekerja lebih giat demi
mendapatkan penghasilan. Maka bagi para suami, sebelum menuntut istri, lebih
baik tuntut diri kita terlebih dahulu untuk bisa bekerja lebih keras dan
membantu pasangan di rumah.
Sahabat
dakwah, semoga tulisan yang singkat ini bisa mengingatkan kita sebagai suami
agar tidak menuntut istri untuk berpenghasilan karena sesungguhnya pekerjaan
istri dirumah itu jauh lebih repot daripada pekerjaan suami di kantor. Semoga
bermanfaat dan Terima kasih telah membacanya
Sumber: ummi-online.com