Bagikandakwah - Sahabat dakwah, banyak kita telah jumpai
keluhan-keluhan seperti ini "Jadi enggak bisa bebas apa-apa harus
izin," - "Pengin sih ikutan mbolang, tapi udah ada buntut (anak) yang
ngekor muluu, hadeeehhh," - "Kesal banget sama suami yang enggak
peka," - "Capeekkk ngurus anak ngurus suami. Kapan pensiunnyaaa.
Hikzzzz,"
Dan, keluhan serupa yang intinya menyesali kondisi
sekarang. Na'udzubillah.
Sahabat Dakwah, tahukah bahwa anugrah terindah di dunia
ini bagi setiap wanita ialah ketika ia menjadi istri dan ibu. Dua haal tsb
sudah sunatullah. Se-tomboy-tomboy-nya seorang wanita pasti merasakan juga
fitrah tsb, merasakan sensasi kebahagiaan tersendiri ketika menjadi istri dan
ibu.
Sahabat dakwah, tahukah bahwa banyak di luar sana
saudara-saudara kita yang ingiiinn sekali menikah tapi belum kesampaian karena
beragam alasan.
Sahabat dakwah, tahukah bahwa di luar sana banyak pasutri
yang sudah lama menanti buah hati tapi belum juga diberi Allah.
Jadi sahabat dakwah, kenapa bisa berpikir seperti itu?
Kenapa menyesali? Kenapa mengutuk?
Bisa jadi karena kurang wawasan, hanya melihat ke atas
saja tanpa sempat melihat ke bawah.
Bisa pula karena selalu membandingkan kehidupan sendiri
yang masih dalam tahap perjuangan dengan kehidupan orang lain yang sudah
nyaman.
Ada banyak faktor memang.
Padahal Sahabat dakwah, tahukah bahwa di saat kita
mengkufuri nikmat dari suami (yang sholeh) ada jutaan atau bahkan lebih
muslimah single yang siap menggantikan posisi kita. Dalam artian, mereka ingin
mendapatkan suami seperti yang Allah titipkan ke kita.
Baca Juga : BeberapaAlasan Mengapa Istri Sebaiknya Tidak Mengeluh Sekalipun Pekerjaan Rumahtangga Amat Berat
Sahabat dakwah, pernahkah merasakan gimana susahnya punya
anak. Pernahkah membayangkan gimana penginnya pasutri yang sudah lama menikah
tsb menimang seorang bayi. Pernahkah berusaha paham bagaimana rasanya melihat
test pack positif dari sudut pandang seorang istri yang sudah sangat
menginginkan hamil? Pernahkah membayangkan bahwa saat kita membentak anak
bahkan menyesal punya anak karena tidak bisa bebas, di luar sana ada jutaan
bahkan lebih pasutri yang siap menggantikan posisi kita sebagai orangtua.
Maka dari itu, jika hanya berdebat tidak prinsip dengan
suami atau diuji dengan memiliki anak yang kreatif dan banyak akal saja sudah
membuat diri ingin menyerah, lalu bagaimana dengan mereka yang punya saja
belum. Pernahkah memikirkannya?
Sahabat dakwah, salah satu tanda bersyukur adalah dengan
tidak mengeluh. Termasuk tidak mengeluh dengan yang Allah titipkan.
Sahabat dakwah, bukan untuk merasa lebih baik ketika
Allah sudah mempercayakan diri menjadi ibu dan istri, tentu bukaann, toh
semuanya ujian. Tapi untuk mengingatkan diri sendiri untuk menjaga amanah
dari-Nya dengan sepenuh hati, amanah yang tidak diberikan-Nya dalam waktu yang
sama kepada hamba-Nya.
Sahabat Ummi, bersyukurlah jika Allah sudah memberi
kepercayaan kepada kita untuk menjadi istri dan ibu. Semoga kita tidak
menyia-nyiakannya karena menyesal setelah kehilangan tidak akan berguna.
Menjadi istri dan ibu adalah pekerjaan terbaik di dunia. Bersyukurlah
Semoga bisa menjadi inspirasi
Sumber : ummi-online.com