BagikanDakwah
– Sahabat dakwah, pada umumnya mengompol sering kita jumpai pada anak-anak
hingga usia 5 tahun. Mengompol boleh jadi bermasalah bila terjadi secara
teratur pada anak berusia 6 tahun atau lebih, meskipun sebenarnya beberapa
anak-anak lelaki tidak berhenti mengompol hingga usia 8 tahun.
Mengompol
seringkali dianggap sebagian orangtua sebagai kesalahan anak, padahal bukan.
Mengompol akan berhenti secara alamiah, terutama sebelum masa remaja. Mengompol
yang perlu dikonsultasikan ke dokter adalah mengompol yang berkelanjutan pada
anak berusia 6 atau 7 tahun yang menyusahkan orangtua, mengompol terus-menerus
di siang hari, mengompol yang dimulai setelah setahun masa tidak mengompol.
Penyebab Mengompol
Penyebab
mengompol belum jelas. Beberapa literatur menyebutkan tertundanya perkembangan
kontrol kandung kemih, kecilnya kapasitas [daya tampung] kandung kemih, atau
kondisi kandung kemih yang sensitif diduga merupakan penyebab utama mengompol.
Adapun
penyebab mengompol sekunder berupa faktor psikologis, seringkali terjadi selama
periode stres atau cemas, boleh jadi karena berpisah dengan orangtua atau
kelahiran bayi baru. Jarang sekali mengompol memiliki penyebab emosional.
Pada
beberapa kasus, dijumpai penyebab fisik yang mendasari terjadinya mengompol,
seperti ketidaknormalan saluran kencing. Diabetes dan infeksi saluran kemih
diduga juga bertanggung-jawab.
Solusinya
Jika anak
sudah diperiksa dokter dan tidak dijumpai penyebabnya, maka orangtua sebaiknya
membesarkan atau menenangkan hati anak, lalu menjelaskan bahwa semua akan
baik-baik saja. Ada beberapa kiat bijaksana yang dapat dilakukan oleh orangtua,
agar anak mudah beradaptasi dengan kondisi dirinya:
1] Jangan
memarahi atau menghukum anak karena telah mengompol.
2] Jangan menghentikan anak minum setelah makan
sore/malam.
3] Jangan
membangunkan anak di malam hari untuk kencing di toilet.
4] Nyalakan
lampu tidur nan redup di malam hari untuk membantu anak yang terbangun.
5] Seringlah
memuji anak, sesuai prestasi dan momentum yang tepat.
Jika
anda telah melakukan beragam metode agar
anak tidak mengompol, namun yang paling efektif ialah bel mengompol dan sistem
pad alarm. Bila sistem alarm tidak efektif, maka dokter akan merekomendasikan
pemberian desmopressin. Bila anak ternyata memiliki permasalahan emosional,
maka disarankan untuk melakukan konseling atau hipnoterapi. [dr. Dito Anurogo]
Semoga
bermanfaat
Sumber : ummi-online.com