Bagikandakwah
– Sahabat Dakwah, wanita ialah makhluk yang peka perasaannya. Sekuat-kuat dan
semandiri-mandirinya wanita dia tetaplah wanita.
Dalam
konteks kehidupan rumah tangga pun sama. Sekuat apapun seorang istri, dia
tetaplah wanita yang hatinya kadang bergejolak.
Maka
tidaklah heran sebenarnya jika sesekali seorang istri terbersit perasaan,
"Apakah suamiku masih mencintaiku? Kok kayaknya enggak yaa," walaupun
itu hanya diungkapkan dalam hati. Atau opini seperti, "suamiku kayaknya
udah gak mencintaiku lagi,"
Perasaan
negatif yang awalnya sepele tersebut bisa tumbuh subur jika istri tidak
memiliki kegiatan berarti sementara suami semakin sibuk mencari nafkah atau
berkegiatan luar. Apalagi jika ada "kompor" dari pihak ketiga.
Bukankah banyak pasutri yang cerai hanya karena masalah yang awalny dianggap
sepele?
Sahabat dakwah
sikap tersebut adalah wajar jika perasaan itu kadang muncul. Yang penting, cara
menyikapinya.
Yang pertama, kita harus utamakan adalah
berpikir positif. Sadari bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Konon,
laki-laki ketika merasa nyaman dia akan berhenti melakukan sesuatu yang
sifatnya mengejar. Toh, udah nyaman, udah enggak ada masalah. Hal tersebut
sangat berbeda buat wanita yang ada kebanggaan jika diperjuangkan bahkan sampai
kapan pun. Perbedaan sudut pandang ini yang seringkali membuat suami istri
terlibat gesekan. Suami merasa pernikahannya baik-baik saja toh dia enggak
macam-macam sedangkan istri sebaliknya.
Berikutnya ialah
masalah komunikasi. Jika memang ada ganjalan hati ya sebaiknya akui dan
bicarakan daripada memendam atau melampiaskan dengan cara lain.
Jangan
terjebak dengan sinetron, drama Turki, India, Korea, & novel romantis. Yang
disebut tadi hanya fiksi dan durasinya tidak lama. Tentu tidak bisa
dibandingkan dengan kehidupan kita dan suami yang sudah bertahun-tahun
mengaruhi bahtera rumah tangga.
Jangan pula
terjebak dengan status-status manis di media sosial. Kita tidak pernah kenal
secara personal dengan mereka. Kalau pun kenal, kita tidak tahu persis masalah
mereka. Ada seorang suami yang statusnya begitu romantis di media sosial dan
ditujukan untuk istrinya. Ternyata, istrinya baru saja keguguran untuk anak
yang kesekian dan sang suami menghibur dengan cara seperti itu. Nah, jangan
pernah melihat dari kulitnya saja. Jangan terpengaruh dengan hal yang hanya
kita ketahui permukaannya saja.
Berdoa dan
pasrah sama Allah. Dialah yang menggenggam hati hamba-Nya. Jangan terlalu
merasa nemiliki. Terserah Allah saja mau gimana. Pokoknya kita menjalani dengan
sebaik-baiknya. Bukan berarti kita tidak boleh mencintai suami, bukaan. Tapi ya
sewajarnya saja. Karena biasanya seseorang akan merasa sangat lemah dan rapuh
ketika diuji dari sisi yang ia suka. Makanya, sewajarny saja. Suami hanya
manusia biasa, kita tidak berhak mengintervensi hatinya. Biar Allah saja yang
mengatur.
Sahabat dakwah,
semua itu memang tidak datang secara tiba-tiba. Perlu proses. Perlu belajar.
Yang jelas jangan pernah gantungkan kebahagiaan kita pada manusia, siapa pun
dia. Allah Maha Pencemburu. Cinta kita seutuhnya hanya buat DIA saja.
Semangat ya
Sahabat dakwah. Semoga bermanfaat
Sumber : ummi-online.com