Bagikandakwah
– Sahabat Dakwah, bagaimana rasanya hamil? Tentu sangat bahagia, apalagi jika
kita sudah lama menantikan kehadirang sang buah hati.
Sebagai ibu
hamil yang masih pemula atau kategori hamil pertama, selain rasa suka juga
pasti ada rasa khawatir dan cemas. Takut ini, takut itu, nanti seperti ini,
& nanti seperti itu. Maklum, pengalaman masih sangat minim. Dan, semua ibu
hamil pasti mengalami warna-warni rasa tersebut di kehamilan pertama.
Itu
sebabnya jika Sahabat Dakwah mempunyai teman atau kerabat yang saat ini sedang
hamil, sebaiknya hindari mengucapkan kalimat-kalimat di bawah ini. Bukan karena
ibu hamil itu sok manja apalagi baper, bukaan, tapi memang enggak ada gunanya
juga kan mengucapkan sesuatu yang berpotensi bikin down. Bukankah kita dulu
juga pernah mengalami masa-masa itu? Dan lagi, jika kita bisa memilih untuk
memberi madu, kenapa harus memberi racun. We are what we say.
Lalu, apa
saja kalimat-kalimat yang sebaiknya tidak kita ucapkan kepada ibu yang sedang
hamil? Berikut ini informasi selengkapnya
1] Menceramahi berlebihan seolah
bumil (ibu hamil) tersebut adalah gelas kosong yang enggak tahu apa apa
Menasihati
karena ingin memberi informasi demi kebaikan sangat berbeda dengan menasihati
dengan tujuan mempermalukan atau agar orang lain terlihat bodoh atau hanya
untuk sekadar pamer ilmu.
Setiap ibu
pastinya mempunyai naluri keibuan. Jadi sebenarnya sudah fitrah jika setiap
wanita yang sedang hamil akan berusaha memberikan yang terbaik pada buah
hatinya. Bila pun kita ingin memberi informasi, cukuplah sesuai porsi, enggak
perlu juga kan menceramahi berlebihan seperti ngajarin anak-anak.
Ada baiknya
sebelum meng-input sesuatu, kita tanya dulu kondisinya seperti apa. Barulah
setelah tahu, kita bisa menginformasikan hal yang terlewat padahal penting
untuk bumil. Kalau tiba-tiba menceramahi bertubi-tubi rasanya kok kurang tepat
ya. Ibu hamil kan bukan balita.
2] Jangan suka Membandingkan
Entah
kenapa hampir semua manusia suka sekali membandingkan yang pada intinya
bertujuan sama: ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih baik/kuat/hebat. Bumil
pun tidak lepas menjadi sasaran.
"Aku
dulu sih pas hamil lincah ...,"
"Aku
dulu sih pas hamil masih bisa angkatin aqua galon ...,"
"Kamu
sih enak enggak sama ngurus balita. Kalau aku dulu pas hamil sambil ngurus lima
bocah ...,"
Dan,
seterusnya.
Sudah
terlihat jelas bahwa membandingkan bukanlah sikap solutif.
Bukan
sebagai sebuah pembenaran jika bilang setiap ibu hamil punya kondisi berbeda
karena kenyataannya memang seperti itu.
3] Selalu berkomentar yang tidak ada
isinya
"Kok
perutnya kecil amat?"
"Kok
kegedean, sih,"
"Badanmu
bengkak banget, ya,"
"Kok mamanya
kurus? Anaknya sehat?"
"Kok
gak mual muntah, jangan-jangan enggak hamil,"
Bagi
seorang ibu yang baru saja hamil setelah sekian lama menunggu, jujur saja
kalimat di atas bisa bikin worry (dari yang tadinya enggak mikir aneh-aneh).
4] Mengancam dengan mitos ini itu
"Jangan
begini nanti begitu ...,"
"Jangan
anu nanti itu,"
Dan
komentar semacamnya yang tidak berdasar.
Duluu,
percaya mitos masih bisa ditoleransilah ya karena ilmu pengetahuan tidak
secanggih sekarang. Tapi kalau saat ini masih juga mendewakan mitos, deuhh. Dan
lagi, percaya kan bukan sama mitos, tapi sama Allah yang mengizinkan hamil dan
meniupkan ruh.
5] Kok hamil mulu?
Biasanya
ditujukan untuk ibu hamil yang anaknya sudah banyak.
Memangnya
kenapa kalau hamil mulu, toh ada suaminya. Dan selama ibu hamil tsb enggak
mengganggu serta bertanggung jawab dengan keputusannya, kenapa orang lain yang
sewot.
6] Nanti normal aja, jangan sampai
deh caesar, dihhh
Semua ibu
hamil pasti bercita-cita ingin lahiran normal. Tapi jika sudah berusaha
semaksimal mungkin dan ternyata harus caesar, gimana? Dan lagi, bagi sebagian
ibu hamil, dikasih amanah bisa mengandung saja sudah sangat bersyukur. Jadi dia
tidak peduli dengan kompetisi yang berseliweran di dunia ibu yang salah satunya
mengenai normal lebih baik daripada caesar atau sebaliknya.
7] Bisa hamil juga loe?
Biasanya
ditujukan untuk ibu hamil yang laamaa banget penantiannya.
Bisa hamil
juga? Jika Allah menghendaki apa sih yang enggak mungkin. Siapa pun tidak bisa
menghalangi.
8] Kok ayahnya?
"Kok
setiap kontrol enggak sama suami?"
"LDM
pas hamil emang enggak ngeri?"
"Hati-hati
lhoh, banyak suami yang selingkuh pas istrinya hamil,"
Entah apa
manfaat berkomentar seperti itu.
Semua ibu
hamil pastinya pengin dekat dengan suami alias enggak LDM, ingin setiap kontrol
ditemani suami, atau yang serupa. Tapi jika kondisi tidak memungkinkan apa iya
harus memaksa atau mengeluh. Jadi lebih baik didoakan daripada dikompori.
Sahabat dakwah,
sedekah itu kadang enggak perlu yang ribet dan jauh atau menunggu kaya.
Berkata-kata menguatkan juga termasuk sedekah, termasuk berbuat baik kepada ibu
hamil. Semoga Allah membalas semua kebaikan. Aamiin.
Semoga
bermanfaat
Sumber : ummi-online.com