Bagikandakwah - Sahabat dakwah, serba salah deh kalau
punya hati yang hobi berprasangka buruk. Orang melakukan apapun pasti dipandang
buruk. Betul gak sahabatku ?
Ibaratnya memakai kacamata hitam, melihat segala sesuatu
jadi hitam... Padahal kalau mau ganti jadi kacamata yang normal, bisa melihat
sekitarnya dengan warna aslinya.
Misalnya nih, ketika melihat seseorang share hafalan
qur'annya, atau bacaan qur'annya yang merdu, atau fotonya saat mengadakan bakti
sosial dan sejenisnya di sosial media miliknya. Apakah kita tergelitik untuk
menjudge bahwa orang-orang ini sedang riya'/ pamer?
Lalu, apakah kita lebih setuju isi sosmed penuh dengan
sharing hal-hal buruk? Orang yang sedang memaki-maki, saling pukul, laki-laki
dan perempuan non mahram berangkulan? Astaghfirullah...
Mari kita ingat bahwa riya' atau pamer itu adanya di niat
alias dalam hati seseorang. Bisa jadi ketika ia men-share kebaikannya, niatnya
agar ditiru banyak orang, bukan untuk pamer. Bukan wewenang kita untuk
menghakimi sesuatu yang bahkan tidak bisa kita lihat (hati manusia), setuju ya?
Kalau memang indikasi riya' atau pamer sudah terlalu
jelas kelihatan dan ada buktinya, meskipun begitu bukan hak kita untuk
menghakimi seseorang.
Paling banter kita hanya bisa menasihatinya empat mata
(sembunyi-sembunyi), kalau memang kita berniat menasihatinya. Tapi kalau
berniat mempermalukannya, silakan nasihati dia di depan umum... Sesungguhnya
itu bukanlah nasihat.
Sahabat dakwah, wewenang menghakimi tidak ada pada diri
kita, hanya Allah yang berhak, Dia-lah hakim yang paling adil. Semoga tulisan yang
sedikit ini bisa menjadi pengingat kita semua
sumber :
ummi-online.com