BagikanDakwah
– Sahabat Dakwah, ketika hendak akan menikah berbagai aspek harus kita siapkan,
mulai dari fisik dan mental serta juga materi
dan sebuah kesiapan bukan berarti kaya berlimpah materi. Tapi bersedia
membanting tulang untuk senantiasa memantaskan diri.”
Ketika engkau
melihat dan berbicara dengan pria ini, hatimu berdegup kencang seolah tak mau
berhenti. Bukan soal nafsu atau apa, engkau hanya sangat bahagia ketika bisa
bersanding dengannya. Dia juga bukan orang biasa yang cukup datang silih
berganti, tapi sosok dewasa yang siap menghalalkanmu suatu saat nanti. Engkau
patut berbangga, karena inilah cinta yang sesungguhnya.
Bersama
Hipwee Wedding, engkau akan segera tahu bahwa melenggang ke pernikahan bersama
pria yang mau bekerja keras itu lebih bahagia, dibanding hanya bergantung
sepenuhnya pada orang tua.
Menjadi Pria itu harus bekerja keras
Bukan hanya foya-foya
Bukan cuma
tuntutan usia yang memaksanya untuk keras dalam bekerja, tapi engkau yang
selama ini menjadi penyemangat haruslah selalu dia jaga. Menjagamu dari
kepayahan serta kesusahan adalah prioritas utamanya, selain mengumpulkan
pundi-pundi dana untuk mencukupi kebutuhannya.
Dia juga
‘anti’ untuk merepotkan orang tua di rumah, kecuali benar-benar butuh.
Keputusannya untuk mendedikasian diri sebagai pria yang penuh tanggung jawab
juga sudah bulat, dan mustahil untuk kembali diralat. Tugasmu hanya satu, senantiasa
menyayangi dan mendampinginya sepanjang waktu.
Dia mungkin berasal dari keluarga
berada, tapi bukan berarti terus bermanja atau bangga karena gelimangan harta
Tidak ada
manusia sempurna, termasuk pria yang sedang engkau jatuhkan hatinya. Awalnya mungkin
engkau boleh besar kepala karena latar belakang keluarga kayanya, tapi
belakangan ini cintamu justru makin menggelora karena begitu keras usahanya
untuk bekerja dan lepas dari orang tua. Perihal warisan yang pasti kelak dia
dapatkan, tak pernah sekalipun dibahas di sela-sela obrolan.
Pria ini sangat sederhana, meski
sedari kecil terbiasa disuguhkan gelimangan harta.
Lebih
banyak mengatasi masalahnya sendiri atau membahasnya dengan kelembutan,
menjadikannya pria kuat nan mandiri
Ketika jam
kantor memaksanya untuk lembur dan meninggalkan rumah berhari-hari, kata
mengeluh tak pernah terucap dari bibirnya. Dia mungkin hanya bergumam, bahwa
hal-hal sepele seperti inilah adalah ujian untuk lebih meningkatkan kedewasaan.
Hal yang Harus Engkau Perhatikan
Jika Ingin Wanita Batak Menjadi Pendampingmu
Pun saat
beradu argumen denganmu, pria ini lebih sering mengalah untuk menenangkanmu.
Bukan lembek atau tidak tegas, inilah hal terbaik yang bisa dia lakukan demi engkau
dan masa depan hubungan kalian.
Sekecil apapun hasil yang didapat,
pria ini tak ragu untuk berbagi dan mengajakmu menjadi kawan bersyukur yang
tepat
“Nggak apa-apa, Sayang. Ini belum rejeki kita.
Besok pasti ada gantinya, yang penting kita sabar dan terus berusaha.”
Meski tergolong
pria berparas tampan dan memiliki pekerjaan mapan, priamu ini jarang sekali
jumawa. Baginya, mengajarimu arti penting bersyukur pada Tuhan itu jauh lebih
penting, dibanding sekadar kencan dan mengumbar rayuan-rayuan gombal. Perihal
rasa terimakasih yang tak pernah lelah dia ucapkan ini, dia juga berharap bahwa
engkau adalah satu-satunya perempuan yang nantinya akan mengerti.
Jarang mengandalkan mereka, bukan
berarti rasa hormatnya hilang kepada Ibu Bapaknya
Jangankan
memperkenalkanmu pada orang tuanya, calon imammu ini juga tak pernah ragu untuk
berkata ‘iya’ jika ditanya tentang kesiapannya untuk menikahimu nanti. Dengan
penuh rasa hormat, dia juga selalu menjadikan Ibu Bapaknya sebagai prioritas
utama, dalam setiap do’a dan usaha kerasnya. Dia pun sekarang jauh lebih
dewasa, karena sudah paham betul kalau tak bisa selamanya mengandalkan orang
tua.
Ingat, pria yang engkau sayangi ini
akan selalu jadi anak kecil yang lucu, bagi kedua orang tuanya.
Lepas masa
lajangmu dengan dia yang mau mati-matian berusaha, bukan cuma santai dan
menggantungkan diri pada apa yang ada saja.
Semoga
mengispirasi dan bermanfaat