Bagikandakwah – Sahabat Dakwah, Senja sore pun telah berlalu,
berganti dengan gelapnya malam yang indah, suasana lirihan angin yang sedang
menari, dan kicauan jangkrik yang menemaniku malam hari ini.
Hai engkau yang disana, tak usah mencemaskanku berlebihan
disini, tenanglah.. aku adalah gadis yang sudah terbiasa berteman sepi yang
akan tetap selalu menunggu kehadiranmu ini.
Mencintaimu adalah salah satu tanggung jawab bagiku. Dengan
umur yang dewasa ini aku tidak bisa menganggap cinta hanya soal romansa saja,
namun pada hal yang membuat kita bisa membiakkan mimpi nantinya.
Menganggapmu remeh, memang! Namun itu dulu, seiring
berjalannya waktu, engkau yang paling patut dipertahankan.
Aku menyesal, yah aku menyesal atas perlakuanku padamu dulu,
yang selalu membuatmu kecewa, yang membuatmu merasa terbebani. Aku tidak tahu,
entah apa yang membuatku seperti itu, aku adalah anak kelas 1 SMA yang masih
tidak tau apa-apa. Apalagi soal cinta.
Pacaran pun belum pernah. Namun aku sadar, di balik
perlakuanmu yang tak kunjung-kunjung menyerah terhadap sifatku, yang suka
marah, dan nangis seenaknya. Tapi kau tetap bertahan mempertahankanku. Kau
tetap merayuku, membujukku seperti anak kecil, mengalah, padahal aku sudah tahu
bahwa itu semua adalah salahku.
“Kenapa?”
“Kenapa kau seperti itu padaku?”
Cinta ini mungkin membuat dirimu seperti orang yang akan
tetap selalu menerima cobaan, meskipun engkau tau bagaimana resikonya. Melihat
perjuanganmu membuatku luluh, membuatku mengerti dan menyadari bahwa saat kita
ditimpa masalah dan bisa menyikapinya dengan baik justru saat itu pula kita
menjadi dewasa.
Saat aku berusaha untuk mencoba menghindar darimu, justru
kau malah selalu ada buatku. Saat itu pula ku tahu akan ketulusan cintamu,
maafkan aku yang membuatmu sakit atas perlakuanku.
"Namun orang seperi inilah yang patut diperjuangkan dan
dipertahankan hingga kapanpun."
Aku tidak gombal. Ini memang serius, aku menyesal atas
tingkah lakuku dulu kepadamu. Maafkan aku.
Berubahnya dirimu dengan drastis, salah satunya hanya karena
aku sebagai alasan yang menjadi penyemangat dalam hidupmu.
Berubah di sini bukan berarti berubah atas sesuai keinginan
pasangan, aku juga tidak berlebihan menuntutmu apa-apa. Hanya karena semangatmu
yang berkobar dalam mencapai impian dan untuk memenangkan hati kedua orangtuaku
serta meyakinkannya.
Itulah dirimu yang membuatku merasa semakin kagum padamu.
Sedikit demi sedikit kau bisa menunjukkan padanya. Asal engkau tahu, semakin
lama aku semakin menyayangimu, yang saat kau mengatakan bahwa aku adalah salah
satu penyemangat dan inspirasi dalam hidupmu. Hatiku seperti menari-nari waktu
itu. Rasanya aku ingin berteriak dan mengatakan:
“Aaaaaaaaa’
“Apakah ini benar?”
Terserah engkau menganggap aku alay atau bagaimana, tapi aku
bangga senggaknya aku bisa berguna padamu. Kau jarang sekali menujukkan sikap
romantismu dengan perkataan. Tapi kau langsung menunjukkan dengan
perbuatan-perbuatanmu.
Semakin hari kau semakin buatku jatuh cinta. Kau adalah
cinta pertamaku. Yang entah apa alasannya tapi yang pasti kau sudah hebat bisa
memenangkan hati kedua orangtuaku.
Aku adalah gadis yang sedang jungkir balik berjuang
memantaskan diri untukmu.
Saat ini kau sedang sibuk memperjuangkan apa yang menjadi
tujuan dari impian-impianmu itu. Akan ada hal di mana aku harus bisa menerima
risiko atas tindakanmu itu, bahkan kita sudah tidak saling bisa bertemu dan
bertelepon atau sms sesering dulu.
Tapi tak perlu kau mencemaskanku sayang, aku gadis yang
sudah terbiasa berteman sepi, yang mungkin pada kenyataanya aku juga ingin
bertemuu denganmu. Aku harus bisa menyingkirkan egoku. Keinginan itu harus
kulerai dulu. Bukan berarti aku hanya setia menunggumu, namun aku juga berjuang
disini untuk cinta yang berkualitas nanti.
Mencemaskanmu memang salah satu hal yang selalu aku rasakan.
Namun aku yakin padamu, bahwa kecemasan itu tidak akan terbuang sia-sia.
Kesibukanmu yang membuat kita tidak sering bertemu memberikan waktu luang yang
banyak untukku untuk belajar.
Yah, belajar bagaimana aku bisa memenangkan hati kedua orang
tuamu. Yah kita berganti, saat kau bisa.. mengapa aku tidak bisa? Karena dalam
menjalin hubungan bukan hanya kita saja yang menjalankan, namun dukungan orang
lain juga perlu. Aku tahu sayang, ini masih butuh proses panjang. Tapi
percayalah padaku, aku berusaha menjadi calon istri yang bisa diterima
keluargamu nanti.
Sampai tiba saatnya nanti, kita di persatukan dan
menjalankan kehidupan baru menjadi tidak canggung lagi.
Setelah penantian panjang kita lalui, impian harapan masa
depan kita rencanakan sedari dulu. Sampai itu semua sudah terpenuhi, disitulah
aku sudah tidak canggung lagi kepadamu sayaang, saat aku sudah sering terbiasa
melihat muengkau saat bangun tidur dengan rambut yang berantakan.
Saat itulah kebahagian yang kita nanti-nantikan, aku tau
dalam menjalankan hubungan ini tidak melulu kita bahagia. Bertengkar, berbeda
pendapat sudah menjadi hal yang tabu bagi kita. Saat kita bak besi yang sudah
bisa melebur jadi satu disitulah kita bisa menjalankan ritme hidup ini bersama.
Bahkan tujuanku dari dulu adalah aku bisa membahagiakanmu duhai calon suamiku.
Ketika aku sudah memutuskan untuk bersanding denganmu, di
situ engkau harus percaya bahwa aku memilihmu karena aku nyaman denganmu.
Semoga Kau Kan Tetap Menjadi Cinta Pertama dan Terakhirku.
Semoga menginspirasi dalam hal kebaikan
Sumber : idntimes.com