Bagikandakwah - Sahabat Dakwah, bukan hal aneh saat ini apabila
ada banyak orang yang pergi umroh berkali-kali. Ada yang bahkan setiap tahunnya
melakukan perjalanan ke tanah suci. Kalau memang profesinya adalah pemandu
umroh, memang tidaklah masalah, akan tetapi jadi masalah besar jika umroh yang
dilakukan berkali-kali tersebut dilakukan hanya untuk memuaskan batin saja, dan
justru menjadikannya makin terjauh dari sifat dermawan dan peduli pada
lingkungan sekitar.
Misalnya, ada tetangga yang sakit, ada saudara yang
berutang, ada keluarga yang kesulitan finansial, tapi malah tidak dibantu,
karena sibuk mengumpulkan uang untuk umroh sekeluarga. Sangat mungkin,
kerinduannya untuk kembali datang ke tanah suci hanyalah tipu daya syetan
semata. Jika tidak ingin mengikuti bujuk rayu syetan, pastikan Anda yang
mengerjakan umroh berkali-kali melakukan hal ini:
1.
Sedekah pada kerabat dan tetangga
Coba introspeksi diri, seberapa banyak Anda membantu
keuangan kerabat dan tetangga? Tak perlu sedekah pada panti-panti asuhan untuk
dipajang fotonya di sosmed, kalau tetangga dan kerabat Anda sendiri masih
sering merasa kelaparan, sesungguhnya Anda sudah masuk kategori tidak beriman:
“Bukanlah orang yang beriman yang ia sendiri kenyang
sedangkan tetangga (yang di sebelah)nya kelaparan”. [HR al-Bukhoriy di dalam
al-Adab al-Mufrad: 112, al-Baihaqiy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Apakah Allah mau menerima ibadah umroh yang kita lakukan
berulang kali namun dengan mengabaikan tetangga dan kerabat? Wallaahualam, tapi
rasanya tidak yaa...
2.
Tidak memiliki utang sama sekali
Untuk apa umroh berkali-kali kalau utang Anda menumpuk?
Atau, Anda berumroh dengan cara berutang? Bukankah ibadah umroh hukumnya sunah
sedangkan membayar utang itu hukumnya wajib? Kalau baru berumroh sekali, ingin
bermunajat di tanah suci, masih bisa dipahami. Tapi kalau mau berumroh untuk
yang kesekian kalinya, sedangkan tiap ada yang menagih utang Anda mangkir,
tidakkah Anda malu?
3.
Sudah berhaji
Yang wajib hukumnya bukan umroh lho, melainkan haji. Kalau
bisa melaksanakan umroh berkali-kali tapi belum pernah berhaji, rasanya agak
janggal ya.
“Ibadah haji itu hukumnya wajib, sedangkan umrah itu
hukumnya sunnah” (HR. Ibn Majah).
Jika sudah pernah haji, sudah pernah umroh, dan masih mau
melakukan umroh lagi untuk kesekian kalinya, pastikan tetangga sekitar Anda
sudah terpenuhi kebutuhannya, kerabat jauh dan dekat tidak ada yang dalam posisi
kesulitan keuangan, santuni janda dan anak yatim dari kalangan kerabat. Kalau
masih ada yang susah finansial, sebenarnya lebih utama Anda membantu keuangan
mereka, terutama jika mereka adalah kerabat yang sangat Anda benci atau
memiliki jejak permusuhan dengan Anda.
“Sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada kerabat
yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam al-Kabir, Shahihul
Jami’ no. 1110)
Mengapa demikian? Karena ada pahala silaturahim yang Anda
dapatkan, dan juga pahala terbaik karena menyenangkan hati sesama muslim. Untuk
apa Anda bolak-balik tanah suci namun ternyata kerabat dan keluarga dekat
memaki Anda di hati mereka karena ketidakpedulian Anda pada masalah finansial
mereka? Tidak takutkah Anda kalau di hadapan Allah kelak mereka menuntut Anda
yang memiliki banyak harta namun tidak memiliki belas kasih.
Kalau memang senang sekali umroh, kenapa tidak membayarkan
umroh untuk keluarga dan kerabat yang belum pernah ke tanah suci? Agar mereka
bisa ikut merasakan bahagianya mengunjungi rumah Allah. Pahalanya bisa double
lho!
Rasulullah sendiri hanya melakukan umroh sebanyak 4 kali
seumur hidupnya, bukankah beliau bisa melakukan lebih banyak umroh kalau memang
umroh berkali-kali itu hukumnya sangat utama?
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengerjakan umrah sebanyak empat kali. (Yaitu) umrah Hudaibiyah,
umrah Qadha`, umrah ketiga dari Ji’ranah, dan keempat (umrah) yang bersamaan
dengan pelaksanaan haji beliau.” (HR. Tirmidzi, no 816 dan dan Ibnu Majah no.
2450)
Sahabat Dakwah, jangan sampai kita tertipu, merasa telah
melakukan amal ibadah, merasa shalih, merasa mencintai Allah, padahal justru
melakukan hal mubadzir yang justru disenangi oleh syetan. Semoga yang sedikit
ini ada manfaatnya, semoga bisa tersampaikan nasihatnya.
Sumber : ummi-online.com