Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Kata imsak kebanyakan orang
menganggapnya sebagai batas waktu sahur, Istilah ‘imsak” ini hanya dikenal di
Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Di negeri kita sebenarnya merupakan istilah
yang tidak tepat dan salah kaprah. Sebab makna imsak sesungguhnya adalah puasa,
bukan ‘bersiap-siap’ untuk memulai puasa beberapa menit menjelang masuknya
waktu shubuh.
Indonesia memang punya karakter unik yang terkadang tidak
dimiliki oleh negara di mana Islam itu berasal. Salah satunya imsak ini. Bahkan
sampai ada istilah jadwal imsakiyah. Padahal maksudnya adalah jadwal
waktu-waktu shalat. Karena kebetulan dicantumkan juga waktu ‘imsak’ yang
kira-kira 10 menit sebelum shubuh itu, akhirnya namanya jadi seperti itu.
Kemungkinan yang mengajarkan Imsak ini berniat baik agar
kita ada waktu untuk bersiap diri melaksanakan shalat dan mempersiapkan waktu
terbitnya fajar.
Namun yang penting untuk diketahui bahwa waktu ‘imsak’ bukan
tanda masuknya waktu mulai untuk puasa. Seandainya bila sedang makan sahur lalu
tiba-tiba masuk waktu shalat shubuh, tinggal dimuntahkan saja.
Justru hal ini yang perlu diluruskan, bahwa saat dimulai
puasa itu bukan sejak masuknya waktu ‘imsak’, melainkan sejak masuknya waktu
shubuh. Ini penting agar jangan sampai nanti ada orang yang salah dalam
memahami. Dan merupakan tugas kita untuk menjelaskan hal-hal kecil ini kepada
masyarakat.
Sesungguhnya Islam yang diajarkan Rasulullah SAW sudah
sempurna sehingga tidak perlu ditambah atau dikurangi. Akibatnya pada hari ini
banyak umat menganggap batas akhir makan sahur adalah imsak sehingga
menghilangkan sunnah Rasulullah SAW yang sesungguhnya.
“Jika salah seorang dari kamu mendengar adzan sedangkan ia
masih memegang piring (makanan), maka janganlah ia meletakkannya hingga ia
menyelesaikan hajatnya (makannya),” [Hr. Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim].
Ibnu Umar berkata, “Al-Qamah bin Al-Atsah pernah bersama Rasulullah,
kemudian datang Bilal akan mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah SAW
bersabda, “Tunggu sebentar, wahai Bilal! Al-Qamah sedang makan sahur,” [Hadist
ini dihasankan oleh Syaikh al Al-Bani].
Bahkan Al-Quran dengan tegas menyebutkan batas waktu mulai
puasa itu memang sejak terbitnya fajar. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih
dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
(datang) malam,...”(QS Al-Baqarah: 187)
Kita memang dianjurkan untuk sahur walaupun hanya dengan
seteguk air. Ini berlaku untuk puasa wajib ataupun sunah. Rasulullah SAW
bersabda;
“Bersahurlah kamu karena sesungguhnya sahur itu mengandung
Berkah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Jadi, asalkan belum masuk waktu shubuh, kita masih boleh
makan, minum dan melakukan hal-hal lainnya. Tidak ada ketentuan kita sudah
harus imsak sebelum masuknya waktu shubuh. Sebab batas mulai puasa itu bukan
sejak 'imsak', melainkan sejak masuknya waktu shubuh.
Sebagian besar orang Indonesia masih beranggapan bahwa waktu
imsak adalah 10 menit menjelang azan subuh yang ditandai dengan bunyi sirine di
beberapa radio atau televisi. Sebenarnya ini kurang tepat, dilansir dari
ramadhan.website
Jadi sahabat dakwah, ketika Anda bangun untuk makan sahur
namun sangat dekat dengan waktu azan subuh, atau terdengar sirine, tidak perlu
khawatir. Anda punya waktu 10 menit untuk makan sahur, manfaatkan waktu itu
sebaik-baiknya. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan anda.