Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Samar-samar ku ingat wajahmu
yang semakin hari semakin menghilang saja dari ingatanku. Aku bahkan sudah lupa
kapan dan di mana kita terakhir bertemu. Rekam suaramu pun seperti hanya
tinggal sedikit lagi dari pikiranku. Apa mungkin cintaku padamu juga telah
mulai memudar.
Merelakanmu
Bahagia dengan Orang Lain. Adalah Cara Terakhirku Mencintaimu
Meski begitu, namamu selalu saja mengganggu pikiranku di
saat-saat ingin terlelap dalam tidurku. Kadang hati ini memaksaku untuk mencari
kabarmu. Tapi pikiranku yang keras kepala ini, membuatku nyaman hanya dengan
lamunanku kepadamu.
Entahlah, aku pun bingung bagaimana caranya mengobati
kerinduan ini. Rindu yang sebenarnya tak memiliki pelabuhannya untuk bersandar.
Jujur ku katakan, aku sangat merindukanmu. Kerinduan ini bahkan telah memaksaku
untuk menghadirkanmu dalam mimpi-mimpiku.
Dan selalu saja mimpi ini menghantuiku, dengan menghadirkan
kenangan-kenangan indah saat bersamamu. Meski tak begitu jelas raut wajahmu,
namun aku sangat yakin. Memori yang terekam dalam otakku, memberikan tanda
bahwa engkau memiliki ruang yang sangat spesial di hatiku.
Meski batinku menolak. Tapi mimpi-mimpi ini selalu saja
seperti mengiyakan kerinduanku yang teramat dalam kepadamu. Bukan aku takut
untuk mencari kabarmu. Atau pun tidak memiliki keberanian untuk sekedar
menyapamu dari kejauhan.
Namun aku juga cukup tahu diri, tentang di mana posisiku
saat ini di hatimu. Mungkin juga, sudah tidak ada lagi namaku dalam hatimu. Dan
tergantikan dengan nama-nama yang bergantian mengisi kehidupanmu.
Aku juga sangat menyadari, kita bukanlah yang seperti dulu
lagi. Masa itu sudah lewat dan takkan pernah kembali lagi. Dan aku hanya ingin engkau
tahu, ketidakhadiranku dalam hidupmu. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu.
Namun, karena mungkin takdir tidak pernah memihak kisahku bersamamu.
Meski engkau dan aku mungkin tidak akan pernah menjadi kita.
Tetapi, aku juga tidak bisa berbohong. Bahwa aku selalu mencintaimu sampai
kapanpun itu. Mungkin juga sampai tua nanti, sampai rambut kita sama-sama
memutih.
Biarlah rasa cintaku ku ini ku simpan baik-baik dalam
hatiku. Meski sebenarnya aku juga yakin, engkau akan selalu menyadari itu.
Karena kisah kita itu terlalu manis untuk dilupakan. Semanis senyumanmu dulu
kepadaku.
Tak ku sangka, dulu kita yang begitu dekat. Kini harus
saling menjauh dan saling melupakan. Memang kini kita berjauhan dan tak saling
memperhatikan. Namun, dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku selalu berharap
yang terbaik untuk kehidupan dan kebahagianmu.
Aku ikhlas dan rela, jika memang bukan aku kebahagiaanmu.
Tapi engkau juga harus tahu, merelakanmu bahagia bersama orang lain adalah cara
terakhirku mencintaimu. Setidaknya aku juga telah memastikan, bahwa engkau
telah bersama dengan orang yang benar-benar engkau cintai.
Karena aku yakin, dia yang engkau cintai pasti bisa untuk
membahagiakanmu. Dan jika suatu saat tanpa sengaja engkau merindukan aku. Sebut
saja namaku, karena aku pasti datang dalam setiap mimpi-mimpi indahmu.
Semoga menginspirasi
Sumber : kajian-ukhuwah