Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Pernikahan yakni menyatukan
sepasang laki-laki dan perempuan dalam sebuah keluarga, dan menjadikan mereka
sebagai pasangan suami dan istri. Ikatan
pernikahan itu tentu saja diharapkan oleh semua pihak, termasuk keluarga besar agar langgeng sampai
akhir hayat. Mereka juga berharap agar
Allah menyatukan mereka kelak dalam surgaNya.
Perjalanan kehidupan yang panjang, yang ditempuh oleh
pasangan suami istri tsb. kadang mengalami pasang surut keharmonisan. Masa awal pernikahan dipenuhi kebahagiaan, dilengkapi dengan masa bulan madu yang indah dan
romantis. Masa selanjutnya akan penuh
dinamika dan warna, dan sangat dipengaruhi oleh pemahaman pasangan suami istri
tersebut akan hakekat pernikahan dan keluarga.
Salah satu hal yang ikut mempengaruhi perjalanan pasangan dalam
mengarungi bahtera kehidupan adalah
pemahaman suami terhadap kedudukan istri
dalam keluarga. Persepsi suami ini akan menentukan bentuk interaksi nya dengan istri. Karena itu jangan sampai suami salah persepsi
terhadapan kedudukan istri dalam kehidupannya.
Wahai suami, ingatlah ini ……
1] Istrimu bukanlah asisten rumah tanggamu atau
pembantumu
Salah satu kewajiban
istri adalah mengurus rumah tangga suaminya.
Karena itu segala urusan rumah
tangga, mulai dari mencuci, seterika, memasak, merapikan rumah bahkan mengurus anak-anak
adalah tugas istri. Meskipun demikian,
istri bukanlah asisten rumah tangga.
Uang nafkah yang diberikan kepada istri pun bukan upah atas semua
pekerjaan rumah tangga yang diselesaikannya.
2] Istri
bukan Pemuas Kebutuhan Biologis
Melayani suami secara khusus adalah kewajiban istri.
Namun peran istri bukan hanya sekedar pasangan untuk memenuhi kebutuhan
biologis. Adalah suatu kesalahan jika
suami bersikap baik , berkata lembut dan mesra
kepada istrinya hanya ketika ia membutuhkan istri untuk memuaskan
syahwatnya. Suami wangi hanya ketika
ingin dilayani istri. Apalagi hanya
peduli pada kebutuhan sendiri dan tidak peka bahkan abai terhadap kebutuhan istri akan hal yang
spesifik ini.
3] Istri bukanlah “kanca wingking” ataupun
pelengkap
Istri bukanlah “kanca wingking” atau teman di belakang
apalagi pelengkap. Tidak diperkenalkan
kepada teman dan kolega, bahkan dibiarkan sendirian sehingga merasa
terasing. Suami sibuk mengobrol dengan
teman dan kenalan, sementara istri ditinggalkan. Ketika suami mendapatkan keberhasilan, teman kerja diajak makan bersama untuk
merayakannya, istri tak diingatnya, bahkan untuk sekedar mengabarkan kabar
gembira, Seolah istri tak berperan
dalam kehidupan suami.
Wahai
suami……
Istrimu adalah perempuan yang telah dinikahi dengan
perjanjian yang kuat dihadapan Allah, sebagai pasangan yang berada dalam
tanggung jawabmu, baik nafkah hidupnya
maupun kebaikan agamanya. Istri adalah
teman seperjuangan menuju surgaNya.
Pasangan yang seharusnya saling memberi ketenangan, saling cinta, saling
memperhatikan, juga saling mengingatkan
dalam ketaatan dan kesabaran. Bukan
sekedar “ teman daripada sendirian “ saat menghadiri undangan. Juga bukan sekedar “teman agar hadir berpasangan” dalam acara suami. Karena itu suami harus menempatkan istri
sebagai pasangan yang mendampingi suami dalam perjuangan kehidupan saat suka
maupun duka, pendorong semangat, dan penenang jiwa, teman setia meraih RidhaNya. Suami harus mampu menunjukkan betapa berarti
keberadaan istri di sisinya. Bukankah pepatah mengatakan ”dibelakang lelaki
hebat, pasti ada perempuan hebat”. Dan
istri adalah salah satu perempuan hebat yang mendampingi suami.
Meski mengurus rumah tangga adalah kewajiban istri, namun ia
bukanlah aasisten rumah tangga. Sesekali
biarkan istri untuk ”istirahat” sejenak dari rutinitas kegiatan rumah
tangganya. Misalnya dengan mengijinkan
istri membeli makanan matang, atau suami yang meminta istri tidak usah masak
hari itu,dan suami yang membelinya, atau
ajak keluarga makan di luar. Bila
memungkinkan, sediakan khadimah untuk menyelesaaikan pekerjaan rumah tangga,
atau sesekali mengupah orang untuk menyelesaikannya. Berikan istri “me time” agar leluasa
mengerjakan hal yang diinginkan. Semua itu akan menjadi selingan yang menambah
semangat dalam menunaikan tugasnya sebagai pengurus rumah suami.
Selain itu, perhatian
dan bantuan suami sesungguhnya sangat dibutuhkan. Perhatian suami akan membuat
istri merasa dihargai dan diakui keberadaannya.. Karena itu, jika suami ada di rumah, jangan
habiskan waktu hanya untuk aktivitas pribadi, sepanjang waktu di depan
laptop, sibuk dengan media sosial dan gadget,
sibuk dengan teman dan hobi. Jika suami membantu pekerjaan rumah tangga, apalagi dengan keinginan
sendiri, istri akan makin cinta dan menghargai suami. dan jangan lupa, berbincang dengan suami merupakan satu
kemewahan, sekaligus sebagai
penambah semangat, bahkan menghilangkan
kejenuhannya dalam menyelesaikan urusan rumah tangga. Apalagi jika suami juga berbagi ilmu dan
informasi kepada istrinya. Maka seabreg pekerjaan rumah tangga terasa
ringan diselesaikan karena yakin inilah salah satu sarana mendapat ridhaNya.
Demikian halnya ajakan suami untuk jalan-jalan. Meski hanya
jalan pagi di hari libur misalnya, akan
sangat berarti bagi istri. Berjalan bersama keluarga, sambil berbincang ringan
sungguh sangat membahagiakan. Apalagi
jika suami sering pergi, bahkan keliling negeri dan melanglang buana, ingatlah,
hampir sepanjang hari dunia istri hanya rumah dan sekitarnya. Ajak istri untuk melihat dunia yang lebih
luas agar pikirannya juga luas, tidak terkungkung pada urusan rumah dan rumah.
Bersikap baik kepada istri sungguh sangat dianjurkan
Rasulullah, bahkan menjadi ukuran kebaikan suami kepada keluarganya. Karena itu bersikap baiklah pada istri. Berkata lembut, memberikan sentuhan dan ciuman, atau pelukan
secara tiba-tiba, tentu akan sangat membesarkan hatinya. Dan tentu saja sikap baik dan perhatian suami
ini bukan hanya ketika suami ingin dilayani. Mesra tidak hanya saat malam
pertama. Romantis tidak hanya saat ingin
terpenuhi kebutuhan biologis. Mendekat
tidak hanya saat bangkit syahwat. Wangi tidak hanya saat ingin berhu’bungan
suami istri.
Karena itu, perlakukan istrimu sebagai istri dengan baik,
sesuai dengan ketentuan Allah dan RasulNya,
karena ia ditetapkan Allah sebagai istrimu, pasangan hidupmu, yang
bersamanya akan wujudkan baiti jannati, dan kelak bersama menggapai
surgaNya. Aamiin
Wahai suami, ingatlah hal diatas,
Sumber : ummi-online.com