Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Untuk kamu wanita jangan
pernah iri akan kecantikan oranglain, Misalnya nih…. "Pengin banget putih
kayak dia," "Kenapa aku tidak secantik dia, sih?"
Pernah berpikir seperti ini? Atau justru sebaliknya: merasa
"lebih" meskipun dalam hati.
"Cantikan aku ke mana-manalah. Putihan aku, mancungan
aku,"
"Boleh boleh aja menang putih, tapi masih cantikan
gueee,"
Banyak di antara kita yang mungkin berpendapat bahwa cantik
itu bersyarat: harus putih, tinggi, langsing, hidung mancung, dan yang lainnya.
Masyarakat sekitar pun seolah tersihir dengan syarat kecantikan seperti yang
sudah disebutkan. Kalau enggak percaya, coba saja tanya tetangga atau
masyarakat sekota tentang definisi cantik. Rata-rata jawabannya seragam.
Sebagai konsekuensi sederhananya, wanita yang tidak masuk
dalam kriteria cantik seperti yang sudah disebutkan di atas berlomba-lomba
ingin mengubah dirinya sesuai standar cantik yang diciptakan masyarakat awam
sendiri. Di media sosial pun, cukup banyak pengguna aplikasi kamera cantik
hanya karena ingin terlihat bening dan dikomen, "Subhanallah, Ukhti cantik
banget," atau komen semu dan tidak permanen lainnya.
Konsekuensi lain, wanita yang masuk standar cantik jadi
merasa lebih dan bisa terjebak dalam penyakit hati bernama sombong meskipun itu
dalam hati.
"Nih guee cantik,"
"Ngapain cemburu sama mantannya laki gue lha wong
cantikan aku jauhh xixixi, ehh gak boleh sombong ding, harus kalem harus
sholehah,"
"Ya Allah, cantik alami tanpa perlu susah-susah pakai
makeup, pinter, baikk. Pantesan dulu banyak yang naksir dan ngejar-ngejar
sampai ngantree terus kutolakin semua. Beruntungnya suamiku mendapatkanku.
Jarang lhoh yang cantik tapi menjaga diri sampai halal gini. Bersyukurlah,
wahai Suamiku, xixixi,"
Atau terjebak dalam kegiatan tidak terlalu penting seperti
foto selfie dengan caption "Baru bangun tidur nih belum mandi no filter no
apapun, abaikan pipi tembem dan mata bengkak,"
Maksudnya berbuat seperti itu? Hanya yang bikin yang bisa
menjawab dan mungkin kita pun pernah melakukan hal enggak ada esensinya seperti
di atas. Jujur, deh. Hehehe.
Yuk, kita muhasabah bareng-bareng, Bunda.
Kembali ke masalah cantik-tidak cantik yang seolah menjadi
hal super penting, maka beberapa poin di bawah ini bisa kita perhatikan.
1. Menurut fotografer "The Atlas of Beauty"
Mihaela Noroc, fotografer yang melakukan perjalanan ke 37
negara, seperti dilansir oleh CNN Indonesia mennyimpulkan bahwa kecantikan itu
bisa ditemukan di mana saja.
Setiap tempat memiliki wanita cantik dan itu semua ternyata
tidak bergantung pada warna kulit atau tinggi badan atau "penampakan"
lainnya, melainkan lebih kepada bangga dan bahagia jadi diri sendiri.
2. Menurut pakar cantik itu tidak harus putih
dr. Dewi Inong SpKK seperti yang dilansir oleh Vemale(dot)
Com mengatakan bahwa cantik itu tidak harus putih tapi harus berkulit sehat.
Artinya, konsumen tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya yang tidak terdaftar
di BPOM yang bisa membahayakan kesehatan bahkan nyawa.
Bayangkan saja, berapa uang yang harus kita keluarkan jika
ternyata kosmetik atau perawatan yang kita gunakan sangat berbahaya. Hasilnya
hanya sesaat, penderitaan selamanya. Belum lagi kerugian yang lain seperti malu
dan kepercayaan diri runtuh.
3. Lahir dari ayah ibu yang beda
Lahir dari ayah dan ibu yang berbeda ya pastinya tidak bisa
seragam. Setiap manusia sudah membawa gen masing-masing.
4. Cantik fisik saja tidak cukup
Kenyataannya, cantik fisik saja tidak cukup. Kalau memang
cantik fisik itu segala-galanya, kenapa ada suami menceraikan istrinya padahal
sang istri sudah sangat cantik di atas rata-rata? Nah.
5. Allah tidak menilai bentuk dan rupa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta
benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian" (Shahih Muslim
juz 4 hal. 1987 no. 2564)
6. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya" (Q.S. At-Tin: 4)
Tanpa harus dapat pengakuan dari orang lain atau mengikuti
kontes kecantikan, Allah sudah MENJAMIN bahwa DIA menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.
Bersikap rendah diri karena merasa tidak cantik berarti
mengkufuri nikmat Allah. Pun merasa paling cantik yang itu artinya menganggap
yang lain lebih rendah sama saja dengan menghina Sang Pencipta.
Semua wanita cantik dengan ciri khasnya masing-masing.
Inilah mindset yang harus kita tanamkan pada diri sendiri. Dengan begitu, kita
enggak akan mudah minder ketika melihat wanita yang menurut kita lebih cantik,
pun sebaliknya kita tidak merasa lebih saat melihat wanita lain tidak lebih
cantik daripada kita.
7. Apa yang dititipkan akan dimintai pertanggungjawaban
Jika untuk level organisasi, kantor atau instansi saja ada
laporan pertanggungjawaban, apalagi untuk tingkat kehidupan yang cakupannya
jauh lebih luas dan lebih lama.
Cantik hanyalah titipan, amanah. Toh saat meninggal semua
makhluk juga bentuknya sama.
Kita bisa memilih apa yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta
ini akan digunakan sebagai anugerah atau fitnah? Cantik untuk menyakiti sesama
wanita atau untuk menyenangkan suami agar keluarga makin harmonis? Menjaga
kecantikan atau mengumbar dan memamerkan kecantikan yang hanya sesaat?
Kita bisa memilih. Dan, setiap pilihan ada konsekuensi yang
pasti akan dimintai pertanggungjawaban.
Bagaimana, Sahabat dakwah? Semoga kita bisa jadi insan yang
lebih baik. Kita semua sudah cantik sejak lahir. Dan, akan semakin cantik jika
hati kita juga cantik (dirawat). Yuk! Semoga menginspirasi