Bagikandakwah – Sahabat dakwah, karena cemburu merupakan
salah satu sifat terpuji yang harus ada dalam diri seorang hamba. Ialah
kecemburuan yang tepat kepada agama, atau pasangan hidup, Cemburu itu baik asal
tepat.
Orang-orang yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap agama
atau pasangan hidupnya diancam oleh Rasulullah untuk dimasukkan ke dalam
golongan buruk yang bernama dayyuts.
Akan tetapi, dalam sejarah hidup Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa sallam dan istri-istrinya kita disajikan contoh yang paripurna soal
cemburu ini. Satu di antaranya terkait cemburu yang terlarang karena berasal
dari setan terlaknat.
Cemburu yang berasal dari setan ini bisa kita dapati dalam
sebuah episode cinta antara sang baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
sallam dan Ummul Mukminin ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu
‘anhuma.
Hari itu, Ummul Mukminin ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq
pulang ke rumahnya dalam kondisi sesak. Ia pun masuk ke dalam biliknya hingga
Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa sallam datang.
“Mengapa nafasmu
begitu, wahai ‘Aisyah?” tanya Rasulullah kepada istri kesayangannya itu.
“Demi Allah, engkau datang ke rumah, lalu membuka baju.
Namun, sebelum kau letakkan, kau mengenakannya kembali.”
“Ini,” lanjut ‘Aisyah menyampaikan keterangan, “membuat aku
sangat cemburu karena menduga bahwa engkau pergi ke rumah istrimu yang lain.”
Tanya Rasulullah, “Apakah engkau cemburu?”
Jawab ‘Aisyah diplomatis, “Bagaimana mungkin aku tidak
cemburu dengan orang sepertimu?”
“Wahai ‘Aisy,” kata Rasulullah yang mulia, “engkau telah
kedatangan setanmu lagi!”
“Apakah aku ini memiliki setan?” tanya ‘Aisyah.
“Ya,” jawab Rasulullah singkat.
“Apakah setan itu ada pada setiap manusia?” lanjut ‘Aisyah.
“Ya,” jawab Rasulullah lugas.
“Juga pada engkau, ya Rasulullah?” terus istri Rasulullah
yang paling banyak meriwayatkan hadits ini.
“Ya,” pungkas Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam,
“tetapi Rabbku menolongku hingga aku dapat mengalahkannya (setan) dan selamat!”
Mula-mula, kecemburuan Ummu ‘Aisyah ini tidak dibenarkan
lantaran tercampuri bisikan setan. Namun setelah dikonfirmasikan kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, kecemburuan tersebut menjadi terpuji dan membawa
banyak hikmah yang agung bagi umatnya hingga akhir zaman.
Cemburu memang dianjurkan. Ialah kecemburuan yang disertai
keraguan hingga kita melakukan konfirmasi kepada pasangan dengan hikmah nan
santun. Sedangkan kecemburuan yang tidak disertai keraguan amat mungkin
terjerumus ke dalam buruk sangka hingga dibenci oleh Allah Ta’ala.
Sahabat dakwah, Jadi jangan cemburu buta ya. Percayalah
kepada pasanganmu. Berakhlaklah kepadanya dengan perangai yang penuh pesona.
Jangan berburuk sangka. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat
Sumber: keluargacinta.com