Bagikandakwah - Pernikahan adalah sebuah ikatan suci.
Mengikat laki-laki dan wanita menjadi suami istri lengkap dengan hak dan
kewajibannya mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah yang di ridhoi oleh Allah.
Namun terkadang, suami atau istri terperosok dalam dosa dan
kesalahan terhadap pasangannya hingga melukai dan meresahkan. Sebab dosa-dosa
terhadap pasangan, selain merupakan kedurhakaan kepada Allah juga merupakan
pengganggu dalam mewujudkan tujuan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.
Setiap manusia, baik suami atau pun istri, ia pasti pernah
melakukan dosa dan kesalahan. Namun ada dosa dan kesalahan yang lebih
meresahkan jiwa pasangan dibandingkan kesalahan lainnya.
1.
Berburuk sangka kepada istri
Berburuk sangka (su’udhan) merupakan hal yang diharamkan
Islam. Meskipun buruk sangka adalah amalan hati, namun ia bisa mempengaruhi
ucapan dan perbuatan sehingga istri resah karena ia selalu dicurigai dan
dianggap bersalah.
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
“Waspadalah dengan buruk sangka karena buruk sangka adalah
sejelek-jeleknya perkataan dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal amanah
keuangan. Ketika ada uang berkurang, suami langsung berburuk sangka dan menuduh
istrinya. Padahal uang tersebut telah habis digunakannya sendiri. Atau ketika
ada uang hilang, ia segera berburuk sangka dan menuduh istrinya telah mengambil
uang tersebut. Setelah dicari ternyata ketemu di tempat lain, misalnya di
celana sebelumnya.
Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal cinta
dan kesetiaan. Ia selalu curiga ketika ada telpon untuk istrinya, ada SMS
masuk, atau ada tanda WA masuk. Saat istrinya tidur, ia membuka semua SMS, WA
dan BBM yang masuk. Setiap ada telepon, ia menguping suara siapa di sana;
laki-laki atau perempuan.
Yang lebih parah, ketika suami berburuk sangka kepada
istrinya soal kehormatan. Ia takut istrinya selingkuh, padahal ia tahu istrinya
seorang yang shalihah. Ada sebuah anekdot, untuk memastikan istrinya tidak
selingkuh, seorang suami setiap hari menggambar cicak di perut istrinya, dengan
kepala menghadap ke bawah. Setiap sore ia periksa apakah gambar itu masih
terbaca. Hari itu, kebetulan sang istri membeli lulur baru. Ia membersihkan
seluruh bagian tubuhnya dan tanpa disadari gambar cicak itu hilang. Ia khawatir
nanti suaminya curiga yang tidak-tidak. Maka ia pun menggambar kembali cicak
itu di perutnya. Sayangnya, ia tidak sadar bahwa ia keliru menggambar terbalik,
cicaknya menghadap ke atas. Sang suami pun marah, “Apa yang kau lakukan,
mengapa gambar cicaknya telah berubah?” Sang istri yang dituduh bukan-bukan tak
mau kehilangan akal. “Mungkin cicak ini nggak tahan baunya, jadi ia berbalik
menghadap ke atas.”
2. Malas
mencari nafkah
Di antara kewajiban suami terhadap istri adalah memberikan
nafkah. Di antaranya adalah nafkah materi berupa tempat tinggal, pakaian dan
makanan.
وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Mereka (istri-istri itu) berhak mendapatkan nafkah dan
pakaian yang layak, yang menjadi tanggung jawab kalian (para suami)” (HR.
Muslim)
Dosa suami yang meresahkan istri, di antaranya adalah,
ketika suami malas mencari nafkah. Ketika keluarganya kekurangan, dengan
santainya ia menyuruh istrinya meminta kepada orang tua. “Minta saja ke orang
tuamu, orang tuamu kan kaya. Buat apa sih harta sebanyak itu kalau tidak untuk
anaknya. Toh bulan ini kita belum minta kan”
Dosa suami semacam ini membuat istrinya resah. Ia malu jika
terus menerus minta kepada orang tua padahal jika suaminya mau
bersungguh-sungguh, ia bisa mencari nafkah tanpa harus menggantungkan kepada
orang tua atau mertua.
Dalam ungkapan Jawa terdapat istilah yang menarik untuk
menyindir dosa suami model begini. “Mo limo,” bunyi ungkapan tersebut, “mangan
melu mertuo mergawe moh.” Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
artinya: “Makan ikut mertua, bekerja tidak mau.”
Meskipun tidak banyak suami model malas begini, namun
kenyataannya ada. Semoga Allah melindungi kita dari yang demikian adanya.
3.
Pelit memberi nafkah
Ini sedikit berbeda dibandingkan poin kedua. Sang suami
sudah mencari nafkah, bahkan ia tergolong sudah kaya. Namun, ia sangat pelit
dalam memberikan nafkah kepada istrinya.
“Ini uang 1 juta, harus cukup untuk satu bulan ya. Termasuk
membayar SPP anak-anak.” Mendengar itu sang istri hanya bisa diam. Lalu ia
pergi ke kamar dan menangis. Ia takut jika meminta akan dimarahi seperti
biasanya, namun ketika ia menerima ia tahu uang itu tidak akan cukup sebulan.
Pernah seorang wanita mengadukan kepada Rasulullah betapa
pelitnya suaminya. Ia pun lantas bertanya apakah boleh mengambil harta suaminya
demi memenuhi kebutuhan pokok karena sebenarnya suaminya itu kaya dan banyak
uangnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun lantas mengijinkannya
mengambil sesuai kebutuha pokok.
Ibnu Qudamah menegaskan, “Memberikan nafkah kepada istri
hukumnya wajib sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Thalaq ayat 7.
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Sedangkan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya…” (QS. Ath Talaq: 7)
4.
Tidak memberikan nafkah biologis kepada istri
Dosa lain yang tak kalah meresahkan bagi istri adalah ketika
suaminya tidak memberikan nafkah biologis kepadanya tanpa adanya udzur syar’i.
Pada sejumlah kasus, dengan berbagai alasan klise, seorang suami tidak
memberikan nafkah biologis kepada istrinya. Hal itu termasuk dosa karena suami
istri wajib untuk memenuhi hak-hak pasangannya.
Bentuk yang lebih sering terjadi dan tidak disadari adalah
suami hanya mementingkan hajatnya terpenuhi. Mereka melakukan hubungan di malam
hari, namun sang suami cepat keluar dan meninggalkan istrinya begitu saja tanpa
memberikan kepuasan kepadanya. Hal ini termasuk dosa.
5.Mengkhianati
cinta istri
Menikah adalah sebuah komitmen suci untuk hidup bersama dan
saling setia. Namun kita lihat akhir-akhir ini, berita tentang kasus
pengkhianatan cinta semakin banyak. Mulai selingkuh, berzina, hingga yang
terselubung dalam bentuk pacaran dengan wanita yang tidak halal baginya.
Suami selingkuh, dalam kasus ini, merupakan dosa yang paling
meresahkan dibandingkan dengan suami berzina dengan pelacur. Sebab selingkuh
bukan hanya sekedar berzina tetapi juga ada ikatan cinta dan hubungan
emosional. Wajar jika istri sangat marah dan tersakiti sebab ia dikhianati dan
diduakan dengan wanita yang tidak halal.
Meskipun demikian, bukan berarti zina di mata Allah dosanya
ringan. Sangat berat. Sebab Allah Subhanhau wa Ta’ala bukan hanya melarang zina
tetapi juga melarang mendekati zina.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32)
Sahabat dakwah, Demikian 5 dosa suami yang paling meresahkan
istri. Untuk suami hindari 5 perbuatan diatas agar menjadi keluarga yang sakinah
mawaddah warahmah.. Aamiin
Sumber : Webmuslimah.com