Bagikandakwah – Masjid Al-Aqsha di Palestina adalah kiblat
pertama umat Islam, sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan mengubah
arah kiblat dari Masjid Al-Aqsha Palestina ke Masjid Al-Haram di Mekkah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menunaikan shalat menghadap Masjid
Al-Aqsha sewaktu berada di Mekkah sebelum Hijrah hingga hijrah ke Madinah,
dalam kurun waktu 16 bulan. Kemudian atas perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala
beliau shalat menghadap Ka’bah (Masjid Al-Haram) di Mekkah.
Petinggi Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Syakir Imarah
mengatakan saat ini kondisi Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha sedang dalam bahaya.
Israel mulai memberlakukan rencananya membagi Masjid Al-Aqsha secara waktu dan
tempat.
“Akan sangat berbahaya bila semua rencana dan upaya tersebut
berjalan mulus,” kata Imarah, seperti dilansir PIP, Rabu (19/7/2017).
Imarah menilai keberhasilan penjajah Zionis menerapkan
kebijakan dan langkah-langkahnya terhadap kota al-Quds adalah sebuah awal
kejatuhan.
“Kejatuhan Al-Aqsha berarti kejatuhan bagi Arab dan kaum
muslimin, serta awal sebuah era baru penghinaan dan penindasan,” tegas Imarah.
Menurut Imarah, keputusan penutupan masjid al-Aqsha,
larangan adzan, shalat dan khutbah jumat setelah setengah abad merupakan awal
pelaksanaan rencana pembagian Masjid Al-Aqsha secara waktu dan tempat antara
kaum muslimin dan Yahudi.
“Zionis berniat memanfaatkan kondisi keamanan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan politik dan strategi jangka panjang. Sebagaimana yang
terjadi pasca pembantaian di masjid Ibrahimi di Hebron untuk membagi masjid
tersebut, sebagian besar untuk Yahudi dan sebagian kecil untuk umat Muslim,”
jelas Imarah.
Selain itu, penjajah Zionis juga memanfaatkan perselisihan
Arab dan sikap diam pemerintah-pemerintah atas penutupan Ibrahimi di masa lalu
dan pada saat ini atas penutupan masjid Al-Aqsha, setelah melakukan pembunuhan
dan menebar kekacauan.
“Tindakan penjajah Zionis di al-Quds dan al-Aqsha berhadapan
dengan sikap pihak Arab dan Islam yang tidak peduli dan berpaling dari rakyat
Palestina,” ungkap Imarah.
Imarah meminta agar dibangun soliditas internal Palestina
agar fokus melawan penjajah Zionis.
“Situasi internal membutuhkan persatuan barisan dan
diakhirinya fragmentasi kalangan Palestina, karena Jika masjid al-Aqsha dan
al-Quds jatuh, maka jatuhnya Arab dan kaum muslimin,” pungkasnya.
Sumber: islampos.com