Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Dalam syariat Islam
memperbolehkan seorang muslim untuk melakukan poligami. Matsna wa tsulatsa wa
ruba’. Maksimal empat yaa.
sumber webmuslimah.com
Namun, tidak semua istri siap jika suaminya poligami. Pun
dengan para suami, terkadang juga tidak menyiapkan diri dan keluarganya dengan
baik sehingga poligami yang idealnya menjadi solusi justru berbalik menjadi
masalah. Keluarga pecah. Suami istri cerai dan anak-anak kehilangan ayah.
Bahkan, bisa mencederai dakwah ketika pelakunya adalah aktifis dakwah.
Ketika seorang suami ingin poligami, tak cukup baginya hanya
mengkomunikasikan sekali kepada istrinya. Apalagi jika komunikasi itu tidak
tegas. Misalnya melalui puisi.
Istriku,
jika engkau adalah bumi, maka aku adalah matahari
matahari tak pernah lelah menyinari bumi
hingga pepohonan tumbuh
rumput menghijau
dan siang selalu terang
Istriku,
matahari senantiasa menyinari bumi
hingga bumi pun kadang silau
lalu aku pun ingat satu hal
matahari diciptakan bukan hanya untuk menyinari bumi
maka biarkanlah aku menyinari planet-planet lainnya
berbagi cerah dan kehangatan
dan semoga ridha-Nya Allah curahkan
Yang menjadi persoalan, sering kali suami tidak menyiapkan
diri dengan baik dan bahkan tidak siap menghadapi jawaban istri.
Ketika puisi dijawab dengan puisi. Jawaban dari istri ini
bisa membuat suami tertegun.
Suamiku,
jika engkau adalah matahari, sang surya penebar cahaya
aku rela kau berikan sinarmu kepada planet-planet lain yang
Allah ciptakan
karena mereka juga seperti aku, butuh penyinaran
dan meskipun berbagi, sinarmu untukku takkan berkurang
Akan tetapi
Jika dirimu hanya sebatang lilin yang berkekuatan 5 watt
jangan bermimpi menyinari planet lain
karna kamar kita yang kecil pun belum sanggup kau terangi
bercerminlah pada kaca di sudut kamar kita, di tengah
remang-remang pencahayaanmu
yang telah aku mengerti untuk tetap menguak mata
coba liat siapa dirimu…
matahari atau lilin
jika kau merasa matahari aku takkan menghalangimu
semoga Allah melindungimu
namun jika kau adalah lilin
aku mendoakanmu
semoga suatu saat suamiku tercinta
akan menjadi sebuah matahari
Demikianlah puisi sang suami yang dibalas puisi juga oleh
sang istri
Sumber : webmuslimah.com