Bagikandakwah - Sahabat Dakwah yang berbahagia, dizaman ini
perselingkuhan sudah dianggap bukan hal yang aneh bagi sebagian orang. Bahkan
dianggap sebagai hal yang lumrah. Tentunya bagi orang yang beriman kita harus
menjauhi hal itu.
Sebagai seorang istri kita harus menjaga suami kita agar
tidak terjerumus kepada perselingkuhan. Selingkuh merupakan perbuatan zina dan
itu haram hukumnya. Kewajiban setiap kita untuk menjauhkan anggota keluarga
dari perbuatan dosa. Jadi urusan menjauhkan suami dari perbuatan selingkuh
bukan hanya untuk menjaga keutuhan keluarga, tetapi juga untuk menjalankan
perintah Allah Swt.
Ada pemahaman kurang tepat yang kini berkembang. Bagi
sebagian istri beranggapan tidak apa-apa suaminya berselingkuh asal tidak
menikah lagi. Tentunya itu pemahaman yang keliru, karena berselingkuh berarti
sudah berbuat dosa.
Sahabat Dakwah, ada dua pintu yang bisa menyebabkan
perselingkuhan. Seringkali dua hal ini terabaikan dan dianggap biasa. Ketika
suami melakukan hal ini, istri tenang-tenang saja, sampai akhirnya terjadi
perselingkuhan.
Apa dua pintu menuju perselingkuhan? Berikut ulasannya
1.Membiarkan perempuan lain curhat dengan suaminya
Banyak ditemui seorang suami dengan leluasa menerima curhat
wanita lain yang bukan muhrimnya dan tidak ada ikatan keluarga. Apalagi di era
sekarang ini, semua orang dengan mudah bisa terhubung dengan berbagai sarana
yang canggih seolah tidak ada lagi dinding pemisah.
Mengapa curhat bisa menjadi pintu menuju perselingkuhan?
Dari curhat ini akan timbul merasa nyaman berkomunikasi, melahirkan empati dan
rasa kasihan. Bisa jadi awalnya seorang perempuan curhat dengan seorang
laki-laki mengenai permasalahan keluarganya, tidak ada niat lain.
Namun, lama-lama timbul rasa kagum dan simpati, apalagi jika
nasihat laki-laki itu mengena pada persoalan yang dihadapi. Tidak sedikit
timbul saling ketertarikan berawal dari curhat ini. Baik curhat secara offline
maupun online.
Sehingga kita tidak bisa menganggap sebelah mata ketika ada
seorang wanita curhat kepada suami kita. Alangkah baiknya jika kita ikut
terlibat sehingga mereka tidak berdua baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Sebagai istri kita berhak melakukan itu. Sehingga suami tidak leluasa
berinteraksi dengan lawan jenis.
2.Jangan menjadikan sahabat kita juga sahabat suami
Sahabat Dakwah yang solihat, tentunya kita punya sahabat
yang erat seorang wanita. Sedekat apapun kita dengannya, bukan berarti ia juga
harus dekat dengan suami kita. Tidak sedikit kejadian yang menimpa saudara kita
dengan istilah teman memakan teman. Asalnya sahabat istri kemudian bersahabat
juga dengan suami. Lama-lama menjadi dekat dan akrab, kemudian timbul rasa
ketertarikan.
Sahabat dakwah, 2 hal tersebut juga berlaku bagi suami dalam
menjaga istrinya dari pria idaman lain. Semoga ikhtiar ini menjadi amal sholih
yang mengantarkan kita ke syurga-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin
Sumer : ummi-online.com