Bagikandakwah – Sahabat dakwah, jika anda sering merasa galau
karena gaji langsung habis di tanggal muda? Untuk nafkah istri, bayar listrik,
air, biaya pendidikan anak dan keperluan keluarga lainnya? Semestinya tidak
demikian jika Anda membaca hadits-hadits ini.
Hadits Pertama
دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ
“Satu dinar yang engkau
belanjakan di jalan Allah, satu dinar yang engkau belanjakan untuk membebaskan
budak, satu dinar yang engkau belanjakan untuk orang miskin, dan satu dinar
yang engkau belanjakan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah
yang engkau belanjakan untuk keluargamu” (HR. Muslim)
Jangan galau, jangan bersedih hati jika gajimu (misalkan Rp
3 juta) habis untuk menafkahi istri dan anak-anak, lalu engkau tidak bisa
sedekah untuk kaum dhuafa’ dalam jumlah banyak. Sesungguhnya nafkah untuk istri
dan anak merupakan sedekah, bahkan pahalanya lebih besar daripada sedekah
lainnya.
“Nafkah kepada keluarga itu
lebih utama dari sedekah yang hukumnya sunnah,” terang Imam Nawawi.
Hadits Kedua
أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَى دَابَّتِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى أَصْحَابِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
“Dinar yang paling utama yang
dibelanjakan oleh seorang lelaki adalah dinar yang ia belanjakan untuk
keluarganya, dinar yang ia belanjakan untuk kudanya di jalan Allah
(perlengkapan jihad), dinar yang ia belanjakan untuk sahabat-sahabatnya di
jalan Allah” (HR. Muslim)
Jangan galau, jangan bersedih hati jika gajimu habis untuk
menafkahi istri dan anak-anak. Sebab menafkahi istri dan anak-anak merupakan
sedekah utama, bahkan lebih utama daripada membiayai jihad di jalan Allah.
“Beliau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) memulai dari keluarga,”
demikian Abu Qilabah menyimpulkan urutan keutamaan dalam hadits ini.
Hadits Ketiga
مَا أَطْعَمْتَ نَفْسَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ وَلَدَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Apa yang engkau nafkahkan untuk
makanmu, ia dinilai sebagai sedekah bagimu. Apa yang engkau nafkahkan untuk
makan anakmu, ia dinilai sebagai sedekah bagimu. Apa yang engkau nafkahkan
untuk makan istrimu, ia dinilai sebagai sedekah bagimu. Apa yang engkau
nafkahkan untuk makan pembantumu, ia juga dinilai sebagai sedekah bagimu.” (HR.
Ahmad)
Masya Allah… bahkan apa yang kita makan, yang kita nafkahkan
untuk makan anak, istri dan pembantu juga dinilai sebagai sedekah. Masihkah
dirimu galau? Sungguh rahmat Allah sangat luas. Semoga bermanfaat
Sumber: webmuslimah.com