Bagikandakwah – Sahabat dakwah, apa jadinya apabila seorang
bos meremehkan pekerjaan bawahannya, atau seorang suami merendahkan pekerjaan
istrinya? Yang pasti hubungan mereka akan tidak harmonis.
"Semua orang juga bisa kalau kerjaannya cuma posting sosmed
doang mah... anak TK pun bisa!"
"Alaaah... kerjaanmu cuma di rumah doang kan. Cuci
baju, nyapu sama ngepel. Apa susahnya sih kerjaan kayak gitu?"
"Kerjaanmu itu cuma kerjaan 3 menit, saya sendiri bisa
melakukannya, tapi masa' sih bos besar seperti saya harus mengerjakan yang
seperti itu??"
Sering mendengar orang-orang yang bersikap seperti itu pada
bawahannya? Selain ketidakharmonisan hubungan, pemimpin yang meremehkan tugas
bawahannya setidaknya akan kehilangan beberapa hal ini:
1. Kehilangan respek dari sekitar
Ketika Anda meremehkan tugas orang-orang yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu pekerjaan Anda, maka tak
usah heran jika Anda kehilangan respek dari mereka. Boleh jadi Anda telah
membayar mereka sejumlah uang, memberi uang nafkah bulanan, namun tetap saja
uang tersebut tidak berarti Anda telah merebut rasa hormat dan hati mereka.
Respek orang lain hanya akan kita terima jika kita sendiri bersikap respek pada
mereka.
Maka, sekali-kali janganlah memandang remeh tugas mereka.
Hargai dedikasi mereka, jika ada kekurangan dalam tugas yang mereka lakukan...
sampaikan dengan baik tanpa berkesan merendahkan.
Misalnya, "Istriku... masakanmu enaak sekali,
sepertinya akan lebih lezat kalau garamnya sedikit dikurangi."
2. Kehilangan loyalitas
Anda berharap mendapat loyalitas dari bawahan atau pasangan
hidup? Jangan sekali-kali meremehkan tugas dan pekerjaan mereka! Jauh berbeda
sikap yang dipancarkan oleh seorang pemimpin yang menghargai bawahannya, dengan
yang tidak.
Lihatlah para suami yang mendapat loyalitas istrinya, atau
para pemimpin yang mendapat loyalitas dari bawahannya, sudah pasti loyalitas
tersebut mereka peroleh karena sikap menghargai pekerjaan orang yang
dipimpinnya. Maka... jangan pelit pujian, serta jangan terlalu gampang
mengumbar kritikan. Kalaupun ada masukan, sampaikan empat mata agar ia tidak
merasa dipermalukan.
3. Anda hanya akan jadi 'bos', bukan 'leader' di mata mereka
Apa bedanya bos dengan leader? Salah satunya bisa terlihat
ketika jabatan Anda berakhir. Seorang bos hanya akan dituruti di kantor, atau
di tempat di mana ia memiliki wewenang terhadap anak buahnya. Akan tetapi
begitu jabatannya berakhir, saksikanlah... apakah ia tetap mendapat sikap
penghormatan dan penghargaan dari orang lain? Atau, ia malah mendapat sikap
'dingin' karena orang-orang tidak terpaut hati padanya?
Beda dengan seorang leader, sekalipun tidak memiliki jabatan
tinggi, leader akan mampu mempengaruhi orang-orang sekitarnya. Ia akan tetap di
hati orang-orang yang pernah berhubungan dengannya.
Jadi sahabat dakwah, apakah Anda adalah seorang pimpinan
atau seorang pemimpin (bos atau leader) bagi pasangan hidup Anda dan staf
pekerja Anda? Maka hargailah pekerjaan bawahanmu dan juga untuk suami hargailah
pekerjaan rumah yang di kerjakan istrimu…
Sumber : ummi-online.com