Bagikandakwah - Sahabat dakwah, Seringkali kita kalau berjanji dengan seseorang selalu menyebut nama Allah, Dengan kata " InshaAllah " namun dibalik kata tersebut ada makna yang begitu penting.
Mengucapkan kata inshaAllah
sesungguhnya bermula dari perintah Al-Qur’an. Secara literal artinya ; “jika
Allah menghendaki”. Ayat inshaAllah ini telah menyimpan pendidikan bagi
pengucapnya, mengenai pentingnya bersikap rendah hati. Tidak bersungguh-sungguh
memercayakan kemampuan diri sendiri karena ada kekuatan yang lebih besar dibanding
dirinya.
Sahabat dakwah, di balik Mengucapkan kata inshaAllah juga
merupakan salah satu bentuk kesadaran kita bahwasanya segala kejadian seluruh
alam jagad raya ini ada Sang Penentu. Tak selalu apa yang kita inginkan
terwujud. Semuanya kepribadian tidak pasti, dan malah berkat kejadian itulah
manusia dituntut untuk selalu berikhtiar. Kata “inshaAllah” merupakan wujud
penerimaan atas kelemasan diri di hadapan Allah SWT sambil bekerja keras karena
proses yang dijalaninya masih belum menemukan keputusan atau hasil yang dicapai.
Kita sebagai Hamba memang dilarang menanggungjawabkan
perbuatan yang masih dalam planing atau rencana, karena hal yang demikian itu
termasuk cermin kesombongan. Manusia tidaklah mungkin mempercayakan dengan
mutlak untuk dirinya sendiri (tidak bergantung pada siaapun). Sungguh sebagai
makhluk Allah S.W.T, pada dasarnya kita pasti membutuhkan Allah SWT, Dialah
Sang Khaliq (Pencipta alam jagad raya). Maka dari itu Seberapapun besar
kekelahan manusia, maka senantiasa kita hanyalah sebatas pada level ikhtiar.
Allah SWT telah menganugerahi manusia relung hati, tenaga,
akal, dan segenap kemahiran lainnya. Semuanya itu adalah merupakan bekal plus
modal sekaligus tanggung jawab untuk dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Islam mengajarkan ummat untuk selalu berusaha, menyusun rencana, dan
mempersiapkan diri.
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’du: 11)
Ayat lain menyebutkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya setiap pribadi memerhatikan apa yang
dia persiapkan untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Hasyr: 18)
Semoga Allah melimpahkan Rahmat-Nya, Tawakal (Berserah diri)
adalah suatu pendirian yang lahir atau muncul dari keinsafan manusia atas
dirinya yang dha‘îf di hadapan Rabb. Menyampaikan kekurangan kepada Sang
Pencipta setelah daya ikhtiar dikerahkan secara maksimal. Sikap inilah yang
membuat kita selamanya merasa berarti untuk berdoa kepada Allah SWT, berharap
meminta pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT sehingga segala kehendak yang
dinyatakan kita selalu diridhai dan dikabulkan Allah SWT. Dan andaikan tidak
terkabul, kita juga tidak pantas menyesali diri sendiri sebab skenario Allah
SWT itu tetap akan indah pada waktunya.
Dengan begitu, kita bisa menarik sebuah kesimpulan ringkas,
sesungguhnya inshaAllah bukan perkataan basa-basi atau tempat berlindung dari
ketidak konsistenan janji. InshaAllah mampu membawa pendidikan perihal sikap
Tawaduk kita kepada Sang Pencipta. Penjiwaan kepada arti hakiki inshaAllah juga
mampu menanggung manusia pada ujung kesadaran tauhid: cuma Allah SWT-lah tempat
bergantung segala sesuatu. Dengan InshaAllah juga dapat memisalkan seseorang
untuk mempercayai adanya takdir dan irâdah Allah SWT.
Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk pada setiap ucapan
dan tingkah laku kita, agar istiqamah di jalan yang benar, yang diridlai Allah.
Aamiin Yaa Rabbal Alamin
Sumber : mutiarapublic.com