Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Apakah melupakan seseorang
adalah hal yang perlu dilakukan dan baik untuk dilakukan? Tentu terkadang
melupakan sesuatu dibutuhkan tetapi manusia tidak bisa benar-benar melupakan
seseorang. Hal ini biasa terjadi pada seseorang yang sedang patah hati atau
kehilangan seseorang.
Hal ini dikarenakan memory kita tidak bisa dikosongkan dan
hanya bisa diatur agar tidak mengganggu atau merubah keadaan diri kita menjadi
terpuruk.
Doa Agar Mampu Melupakan dan Menempatkan Kebencian
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-A’raf: 55)
Doa adalah hal yang Allah perintahkan kepada manusia. Untuk
itu, sebagai manusia, kita bisa berdoa apa saja kepada Allah tentunya berdoa
untuk kebaikan dan bukan untuk sesuatu yang mendatangkan mudharat.
Terkabul atau tidaknya tentu itu adalah hak prerogatif Allah
yang memutuskan karena Allah Maha Tau dan Berkuasa atas segala isi dunia ini.
Berikut adalah contoh doa dengan kata-kata sendiri yang bisa
kita ucapkan. Tentunya melupakan seseorang dengan tujuan kita bisa lebih baik,
hidup lebih bersemangat dan tidak bergantung kepada orang lain adan larut dalam
kesedihan.
Ya Allah berikanlah aku kekuatan hati untuk senantiasa
bersabar di Jalan kebanaran dan jalan yang Engkau Ridhoi. Jangan biarkan
ingatanku bergantung kepada masa lalu dan seseorang yang membuat aku jauh
dari-Mu, lali dari Ibadah kepada-Mu, dan melupakan perintah-Mu. Biarkan hati
dan pikiran ini hanya tunduk kepada ajaran-Mu serta berpasrah pada Titah-Mu
Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang jangan jadikan
kami larut dalam kesedihan. Biarkan hati dan pikiran ini selalu tertaut kepada
kebaikan dan kebenaran. Jangan jadikan orang-orang di masa lalu kami menjadi
penghalang kami untuk beribadah dan selalu mengingat-Mu. Biarkan kami
senantiasa mengingatmu, bukan mengingat hal-hal yang buruk dan membuat
terpuruk,
Ya Allah Yang Maha Pengasih, sesungguhnya Engkaulah yang
mengatur hati-hati kami. Jagalah hati kami dari kedengkian, ingatan yang buruk,
kebencian, yang mampu menyengsarakan hidup. Jangan biarkan kami mengingat
hal-hal yang menjadikan kami lalai dari ibadah dan tat pada-Mu
Doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT bisa kita
ucapkan sendiri, dalam shalat dan sujud kita. Berdoa lah kepada Allah dengan
kata-kata yang baik, tunduk, dan memohon dengan memasrahkan diri bukan memaksa
apalagi meminta seakan-akan kita lebih mengetahui daripada Allah SWT.
Tentu saja Allah pun menyuuruh kita untuk berikhtiar selain
dari berdoa. Sejatinya doa yang paling tulus dan ikhlas adalah saat kita juga
berusaha atau berikhtiar untuk menggapainya.
Cara
yang Seimbang Untuk Melupakan
Untuk bisa menempatkan secara seimbang terhadap orang-orang
yang memilki pengalaman kurang baik, tidak menyenangkan, atau juga malah
membaut kita terpuruk ketika mengingatnya terus, maka islam memberikan perintah
agar menyikapinya secara rasional dan tidak emosional.
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَن تَعْدِلُوا ۚ وَإِن تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena
Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia
kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa : 135)
Jika manusia menyikapinya secara emosional, tentu saja hal
ini akan membuat kita tidak bisa adil, mengingat ngingat hal hal yang buruk
terus dan tentunya hal seperti itu tidak baik untuk kesehatan jiwa kita. Untuk
itu berikut adalah cara agar bisa melupakan (dengan menempatkan secara bijak)
seseorang.
1.
Tidak Membenci atau Mencintai Berlebihan
Terkadang kita sering kali mencintai dan juga membenci
berlebihan seseorang. Perasaan berlebihan tentu saja tidak baik, karena tidak
sesuai dengan fitrah manusia.
Untuk itu tempatkanlah manusia selayaknya seorang manusia,
yang bisa salah dan benar. Jika telah menempatkannya secara bijak, maka tidak
akan ada kekecewaan yang berlebihan dan juga perasaan mencintai yang berlebihan
sehingga sulit untuk melupakannya.
Orang yang sulit melupakan sesuatu bisa jadi dalam hidupnya
penuh dendam atau juga penuh kenangan yang ditempatkan terus menerus, dan bisa
jadi tidak tepat atau tidak sesuai konteksnya.
Untuk itu, wajarlah dalam mencintai dan membenci. Membenci
pasti akan ada dalam hidup kita, tetapi tempatkanlah sejatinya seorang manusia
bahwa mereka bisa salah dan khilaf.
Jangan biarkan emosi kita menjadikannya bersalah secara berlebihan
hingga tidak bisa dilupakan.
2.
Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Memaafkan kesalahan orang lain menjadi salah satu cara untuk
kita bisa melupakan atau menempatkan orang secara bijak.
Memaafkan kesalahan orang lain selain membuat kita lega,
tentunya membuat kita tidak banyak memiliki musuh. Tentu saja kesalahan yang
bisa ditoleransi bukan kesalahan besar yang memberikan dampak besar.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam Al-Quran bahwa
memaafkan bagian dari kehidupan manusia.
Allah pun memaafkan kesalahan manusia diatas
kesempurnann-Nya, apalagi kita yang merupakan manusia biasa banyak kesalahan.
Tentu memaafkan orang lain sudah pasti harus mejadi bagian dari kehidupan kita.
“Dan janganlah orang-orang yang
mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka
(tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang
miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan
dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An Nur : 22)
Disampaikan juga di ayat yang lain, yaitu “Dan (bagi)
orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan
apabila mereka marah mereka memberi maaf.” (QS Asyura : 37)
3.
Tidak Mudah Berlarut dalam Emosi
Tidak mudah larut dalam emosi, membantu kita agar tidak
mudah juga membenci atau sulit melupakan sesuatu.
Emosi yang pekat dan terlalu mendalam biasanya memudahkan
kita untuk selalu mengingat, muncul trauma, dan juga muncul rasa yang sulit
untuk dinetralkan padahal jika tidak dalam kondisi emosi tentu akan mempermudah
kita menempatkan sesuatu lebih bijak.
Biasanya, emosi yang berlarut dan berlebihan dilakukan
karena kurang bisa mengontrol diri, tidak sabar, dan mudah terpancing. Saat itu
juga akal kita atau rasional tidak digunakan secara baik.
Akhirnya berdampak kepada cara kita menyelesaikan masalah
atau merespon masalah. Untuk itu, responlah masalah dengan cara yang tenang.
Bersikap tenang dapat memudahkan kiita menyelesaikan segalanya, berpikir jernih
dan tidak mudah tersulut emosi.
4.
Senantiasa Menggunakan Akal Dengan Benar
“Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau
yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS Qaaf: 37)
Manusia menggunakan akalnya tentu akan jauh dari emosional
dan perasaan yang berlebihan. Lawan dari akal adalah hawa nafsu. Jika manusia
tidak menggunakan akal maka yang akan digunakan dan dimenangkan adalah hawa
nafsunya. Cara kerja hawa nafsu bukan pada benar dan salah, melainkan pada enak
atau tidak saja. Sedangkan, pertimbangan akal akan menghitung pada benar dan
salah, baik dan buruk, mencari data dan hukum yang benar.
Doa tersebut hanyalah contoh dan tentunya doa sangat
bergantung kepada kita masing-masing. Allah mengatakan bahwa:
“Dan Tuhanmu berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min : 60)
Semoga yang singkat ini dapat bermanfaat bagi sahabat
dakwah, terima kasih telah membacanya
Sumber: dalamislam.com