Bagikandakwah - Hampir semua pengungsi muslim Rohingya di
kamp penampungan Kutupalang, Bangladesh telah menderita sakit. Selama perjalanan mengungsi dari Negara
Bagian Rakhine, Myanmar, mereka harus melewati medan yang tidak mudah dan
kondisi alam tidak bersahabat. Anak-anak di pengungsian juga menderita kurang
gizi.
Zaid Alam, 45 tahun, tadinya seorang petani kaya di Desa
Kumarkhali, Rakhine. Dia tiba di Kutupalang kemarin pagi tanpa membawa apa-apa.
Alam mengatakan selama melintasi perbatasan menuju
Bangladesh dia dan 13 anggota keluarganya harus bersembunyi di gua untuk
menghindari kejaran tentara Myanmar.
mereka berjalan kaki siang malam tanpa makanan dan minuman memadai.
Selama sepuluh hari mereka berjalan kaki sejauh 175
kilometer dan hanya memakan daun-daunan Dikutip dari laman Arab News, Selasa
(5/9/2017) kemarin.
Sayid Nur, 22 tahun, yang sebelumnya tinggal di Desa Shahab
Bazar, Rakhine, juga menceritakan kisah serupa. Petani miskin itu tiba di
Kutupalang dengan luka tembak di tangan kirinya.
Dia mengungsi bersama empat anggota keluarganya. Empat
temannya di desa tewas dibunuh tentara Myanmar.
“Saya beruntung. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa saya bisa
menyelamatkan diri,” ujar Nur yang berjalan kaki selama enam hari untuk tiba di
Kutupalang. Dia sampai di pengungsian lima hari lalu. Selama di perjalanan Nur
juga harus bersembunyi di gua untuk menghindari tentara Myanmar.
Selama enam hari di perjalanan keluarganya hanya berbekal 2
kilogram beras. Nur tiba di Kutupalang bersama keluarganya juga dengan tangan
kosong. Ketika ditanya apa yang selanjutnya akan dia lakukan, Nur hanya
menjawab,
“Saya tidak tahu. Hanya Allah yang bisa menolong
kami.”pungkasnya. Ya Allah Semoga saudara kita rohingnya diberi kekuatan oleh
Allah
Sumber: islampos.com