Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Sejak awal mulai menikah,
telah tersirat tanpa ada aturan tertulis tentang sebuah kejujuran dan saling
keterbukaan dalam sebuah pernikahan. Terlepas dari kesibukan masing-masing,
kejujuran ini penting guna menjaga kualitas hubungan suami dan istri.
Jika keduanya justru menekankan ego masing-masing atas nama
“privasi”, tentu hal ini menjadi pertanda buruknya komunikasi dalam sebuah
pernikahan.
Tetapi jika keduanya pun saling memberi kebebasan tanpa ada
prioritas, apakah hal ini juga dapat berpengaruh pada pernikahan?
Jadi sebenarnya sejauh apa batasan kebebasan atas nama
privasi dapat dilakukan? Tentu selama diketahui dan diijinkan oleh pasangan.
Masing-masing tentu tumbuh besar dari lingkungan pertemanan
yang berbeda-beda, komunitas yang berbeda dan hobi yang mungkin tidak sama.
Jika keduanya harus dilebur bersama, tentu saja tidak semua dapat menikmatinya.
Ada hal-hal yang lebih menyenangkan jika dilakukan dengan
kawan, ketimbang bersama-sama dengan pasangannya. Namun bukan berarti pasangan
Anda tidak boleh mengetahui dan ikut bergabung dalam kegiatan Anda.
Jikalau mereka tidak menikmatinya seperti halnya Anda, maka
mintalah izin dari pasangan Anda untuk dapat tetap melakukannya sendiri (tanpa
mereka).
Selama hal tersebut positif, kenapa tidak? Berikut
rambu-rambu yang dapat diberikan saat melakukan ‘me-time’ tanpa pasangan.
Keterbukaan
Komunikasi yang baik yang dilakukan suami dan istri adalah
komunikasi yang berlandaskan kejujuran. Tidak adanya rahasia dan menyembunyikan
sesuatu secara sengaja kepada pasangan. Menjaga keterbukaan sangat penting
disadari, apapun alasannya.
Walau Anda merasa tidak ingin membebani dan merepotkan
pasangan, membuang waktu atau merasa sama-sama tahu (tanpa dikomunikasikan),
alasan-alasan inilah yang lama kelamaan membuat Anda berhenti bercerita dan
melibatkan pasangan dalam kehidupan Anda.
Prioritas
Utama Adalah Keluarga
Siapa sih yang tidak ingin me-time bercengkerama dengan
teman dekat tanpa diganggu urusan pekerjaan dan rumah tangga? Anda dapat dengan
mudah melepaskan penat dan bertukar informasi dengan orang lain di luar
pasangan Anda.
Namun jangan lupakan prioritas Anda. Jika urusan keluarga
muncul di jadwal hang-out Anda, pilihlah yang terbaik menurut prioritas Anda.
Yaitu, utamakan keluarga di atas segala-galanya.
Hal ini akan membuat pasangan terus menghargai Anda dan
merasa aman karena mengetahui Anda memiliki prioritas yang tepat.
Mereka pasangan tentu dengan senang hati memberikan
kebebasan Anda tersebut, dan tahu Anda dapat dihubungi kapan saja untuk
keluarga Anda.
Tidak
Meninggalkan Tanggung Jawab
Era digital membuat kita membutuhkan komunitas bukan hanya
melalui pertemuan secara langsung, tetapi juga komunitas-komunitas online dari
sosial media.
Sehingga dapat menghubungkan kita dengan orang di berbagai
belahan dunia. Penting sekali menyediakan waktu khusus untuk bergadget;
yaitu di saat semua pekerjaan telah selesai, tidak
melalaikan kewajiban utama sebagai suami atau istri, maupun tugas utama sebagai
ayah ataupun ibu.
Jauhkan gadget saat Anda berkumpul bersama keluarga. Dan
apapun aktivitas yang Anda lakukan di sosial media, penting sekali
mengedepankan ketiga poin sebelumnya di atas; yaitu diketahui dan diijinkan
oleh pasangan, terbuka dan dengan keluarga sebagai prioritas utamanya.
Demikianlah beberapa hal penting yang harus diketahui
seseorang yang telah menikah, saat ingin meminta ruang privasi bagi dirinya.
Bagaimana pengaturan yang telah Anda dan pasangan terapkan selama ini? Semoga bermanfaat
bagi kalian yang sudah berumahtangga
Oleh: Irni Fatma Satyawati
Sumber: keluarga.com