Bagikandakwah – Kisah dari seorang bedah pintar yang ada di
prancis, Maurice Bucaille lahir, besar dan sepenuhnya menimba ilmu di Perancis.
Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, ia belajar di Fakultas Kedokteran,
Universitas Prancis. Kemudian menjadi dokter bedah terkenal dan terpintar yang
pernah dimiliki Perancis modern.
Namun, cerita keislamannya mampu mengubah hidupnya dan
belakangan menginspirasi banyak orang. Sebagaimana luas diketahui, Perancis
terkenal sebagai negara yang tertarik dengan arkeologi dan budaya. Di akhir
80an, Perancis meminta Mesir untuk mengirimkan mumi Firaun untuk dilakukan
serangkaian eksperimen dan penelitian.
Akhirnya mumi penguasa Mesir terkenal tersebut akhirnya tiba
di Perancis. Mumi itu kemudian dipindahkan ke ruangan khusus di Monument
Center. Para arkeolog, ahli bedah dan ahli anatomi mulai melakukan studi
tentang mumi ini dalam upaya untuk menyelidiki misteri Firaun.
Dokter bedah senior dan ilmuwan yang bertanggung jawab atas
studi tentang mumi Firaun adalah Profesor Maurice Bucaille. Sementara proses
restorasi mumi berjalan, Maurice Bucaille sibuk dengan pikirannya. Dia mencoba
untuk menemukan bagaimana Firaun ini meninggal.
Saat larut malam, ia menemukan penyebabnya. Sisa-sisa garam
yang terjebak dalam tubuh mumi itu adalah bukti bahwa ia meninggal karena
tenggelam dan mayatnya segera diangkat dari laut.
Terlihat jelas juga bahwa para pendeta Mesir kuno buru-buru
mengawetkan tubuh Firaun tersebut. Tapi Maurice bingung dengan sebuah
pertanyaan, bagaimana tubuh ini–dengan mengesampingkan tubuh mumi lainnya dari
Mesir kuno– tetap utuh hingga sekarang meskipun tubuhnya pernah tenggelam di
laut.
Maurice sibuk memikirkan hal tersebut ketika seorang
koleganya mengatakan tidak usah terlalu dipikirkan karena dalam Islam
disebutkan bahwa Firaun ini memang tenggelam.
Pada awalnya, dia sangat tidak yakin dan menolak pernyataan
tersebut. Dia mengatakan penemuan seperti itu hanya bisa diketahui melalui
peralatan komputer canggih dan modern.
Maurice bertambah tercengang setelah koleganya yang lain
mengatakan bahwa Alquran, kitab suci yang dipercaya muslim, menceritakan kisah
tenggelamnya Firaun dan mengatakan tubuh tersebut akan tetap utuh meskipun ia
telah tenggelam.
Maurice bertambah terkejut dan terus bertanya-tanya, dari
mana kitab suci umat Islam ini mendapatkan data, sementara mumi tidak ditemukan
sampai 1898.
Selain itu Alquran juga baru diturunkan kepada umat Islam
selama lebih dari 1400 tahun setelah peristiwa tenggelamnya Firaun. Mengingat
juga sampai beberapa dekade lalu seluruh umat manusia termasuk muslim tidak
tahu bahwa orang Mesir kuno mengawetkan firaun mereka?
Maurice Bucaille terjaga sepanjang malam menatap tubuh
Firaun, berpikir mendalam soal kitab Alquran yang secara eksplisit mengatakan
bahwa tubuh ini akan utuh setelah tenggelam.
“Bisakah dipercaya nabi Muhammad SAW tahu tentang ini lebih
dari 1.000 tahun yang lalu ketika saya baru saja mengetahu hal itu?” pikir
Maurice.
Pikiran Maurice malam itu dipenuhi berbagai pertanyaan dan
keheranan tentang kitab suci umat Islam. Mumi tersebut akhirnya dikembalikan ke
Mesir.
Jatuh
Cinta Dengan al-Qur’an
Tapi, karena ia sudah tahu tentang kisah Firaun versi
muslim, ia segera berkemas dan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Kebetulan
saat itu di Arab Saudi diadakan konferensi medis yang dihadiri banyak ahli
anatomi muslim.
Di sana, Maurice memberitahu mereka tentang penemuannya,
yaitu bahwa tubuh Firaun itu tetap utuh bahkan setelah ia tenggelam. Salah satu
peserta konferensi membuka al-Qur’an dan membacakan surat Yunus ayat 92 yang
menceritakan kisah bagaimana tubuh Firaun diangkat dari dasar laut dan atas
izin Allah, tubuh itu akan utuh agar menjadi bahan renungan bagi orang-orang
yang berpikir sesudahnya.
Dalam kegembiraannya setelah dibacakan ayat tersebut,
Maurice berdiri di hadapan para peserta konferensi berkata, ‘Aku telah masuk
Islam dan percaya pada Alquran ini’.
Saat kembali ke Perancis, Maurice Bucaille menghabiskan 10
tahun melakukan studi tentang kesesuaian fakta-fakta ilmiah saat ini dengan
yang disebutkan dalam Alquran. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Alquran
tidak pernah bertentangan dengan satupun fakta ilmiah.
Dia kemudian menulis buku tentang Alquran yang menghebohkan
seluruh negara-negara Barat, dengan judul, “The Bible, The Qur’an and Science,
The Holy Scriptures Examined In The Light Of Modern Knowledge”
Buku tersebut sangat laris dan bahkan ratusan ribu eksemplar
telah diterjemahkan dari bahasa Perancis ke bahasa Arab, Inggris, Indonesia,
Persia, Turki dan Jerman. Bahkan tersebar ke hampir semua toko buku di seluruh
dunia.
“Sisi ilmiah dari Alquran telah mengejutkan saya sejak awal,
karena pikiran saya belum pernah melihat begitu banyak kajian ilmu pengetahuan
yang disuguhkan secara akurat.
Itu semacam cermin bagi ilmu pengetahuan yang sudah ditulis
dalam buku-buku ilmiah selama ini padahal ilmu tersebut sudah ada lebih dari 13
abad yang lalu,” sepenggal catatan kata pengantar Maurice dalam bukunya.
… وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“… Allah memberikan hidayah
kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah:
213)
Sumber: kabarmakkah.com