Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Perbuatan zina merupakan
dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah Ta’ala. Hal ini telah jelas
tertera dalam Alquran yang suci. Walaupun ancamannya sudah pasti masuk neraka,
namun masih banyak orang yang melakukan perbuatan keji ini.
Ayat ini mengharamkan mendekati zina, larangan untuk
melakukan zina jelas lebih keras lagi. Zina disebut sebagai “fâhisyah” yakni
perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang tinggi dan diakui
kekejiannya oleh setiap orang yang berakal, bahkan oleh sebagian banyak
binatang, sebagaimana riwayat ‘Amru bin Maimun r. a ia berkata:
رَأَيْتُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ قِرْدَةً اجْتَمَعَ عَلَيْهَا قِرَدَةٌ قَدْ زَنَتْ فَرَجَمُوهَا فَرَجَمْتُهَا مَعَهُمْ
"Aku pernah melihat di zaman jahiliyyah seekor monyet
sedang dikerumuni oleh monyet-monyet lainnya. Monyet itu telah berzina lalu
monyet-monyet lain merajamnya (melempari dengan batu) dan aku ikut merajamnya
bersama mereka". [HR. Bukhari, No. 3560].
Tetapi tahukah bahwa ada suatu perbuatan yang lebih keji dan
hina daripada melakukan zina sebanyak 30 kali? Yaitu ghibah atau menggunjing.
Perbuatan ini tanpa sadar sering kita lakukan khusunya kaum wanita, meskipun
tak jarang kaum laki-laki juga sering melakukan. Imam Al Ghazali menegaskan
dalam kitab Bidayah Al Hidayah dan menjelaskan bahwa: “Dosa menggunjing adalah
lebih kejam daripada dosa karena berbuat zina yang dilakukan sebanyak 30 kali
dan mendapatkan jaminan neraka. Wal Iyaadzu Billah”
Berbicara tentang keburukan orang lain memang sekilas
terlihat sulit dilepaskan dari kebiasaan. Seolah-olah ini merupakan pembahasan
yang menarik. Apalagi jika yang digunjingkan melewati mereka, maka hati-hati
para penggunjing akan bertambah puas untuk merendahkan. Imam Nawawi rahimahullah
kemudian memperjelas lagi definisi Ghibah ini dalam komentarnya:
“Ghibah adalah menceritakan tentang seseorang dengan sesuatu
yang dibencinya baik badannya, agamanya, perkara dunianya, dirinya, fisiknya,
perilakunya, hartanya, orang tuanya, anaknya, istrinya, pembantunya, hamba
sahayanya, serbannya (penutup kepalanya), pakaiannya, gerak langkahnya, gerak
geriknya, raut mukanya yang berseri atau masam, atau hal lain yang berkaitan
dengan penyebutan seseorang baik dengan lafaz (verbal), tanda, ataupun isyarat
dengan menggunakan mata, tangan ataupun kepala.” (Al-Adzkaar: 336).
Penting untuk diketahui bahwa menggunjing merupakan
perbuatan yang amat dibenci oleh Allah Ta’ala. Melakukan ini sama saja dengan
memakan daging saudaranya yang telah mati. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman. Jauhilah kebanyakan
prasangka. Sesungguhnya kebanyakan parasangka itu adalah dusta dan jangan kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang
lain. Apakah kamu suka jika salah seorang di antara kamu makan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang,” (QS.
Al-Hujurat:12).
Anas radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah
shallallahualaihi wasallam bersabda,
“Tatkala saya diangkat ke langit, saya melewati kumpulan
orang yang memiliki kuku terbuat dari tembaga, dengannya mereka mencakar-cakar
wajah dan dada mereka sendiri, lantas sayapun bertanya pada Jibril
alaihissalam: Siapakah mereka itu wahai Jibril? Beliau menjawab: “Mereka itu
adalah orang-orang yang suka memakan daging manusia (menggunjing), dan suka
menghina harga diri mereka”. (HR Ahmad 3/224, dan Abu Daud : 4878, sahih).
Orang yang menggunjing akan ditanya tentang kebenaran
gunjingan tersebut di akhirat kelak. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis:
“Barangsiapa yang menggunjing orang lain dengan sesuatu yang orang tersebut
tidak lakukan, dengan tujuan untuk mengolok-oloknya, maka Allah akan memenjarakannya
dalam neraka jahannam sehingga ia mendatangkan kebenaran/bukti perkataannya
tersebut”. (HR Thabarani 3/420)
Ya Allah.. jauhkanlah kami dari perbuatan menggunjing orang
lain dan perbuatan buruk lainnya, Aamiin
sumber : www.siarberita.com