Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Sholat adalah tiang agama,
barang siapa yang mendirikan sholat maka ia menegakkan agamanya, Ketahuilah
bahwa Amal yang akan dihisab pertama kali dari seorang hamba pada hari kiamat
adalah shalat. Jika baik shalatnya, baik pula seluruh amalnya. Jika buruk
shalatnya, buruk pula seluruh amalnya,” (HR. Tirmidzi).
Tentu amat memprihatinkan jika memiliki pasangan hidup yang
malas shalat, jarang shalat, atau bahkan tak mau shalat. Apabila istri yang
demikian, sudah pasti suami lah yang bertanggungjawab untuk memimpin istri agar
mau melaksanakan shalat. Akan tetapi bagaimana jika suami yang tidak mau
shalat?
Berikut ini beberapa hal yang dianjurkan untuk dilakukan
oleh istri tanpa rasa lelah dan jemu, karena bagaimana pun, batas antara
seorang muslim dengan kekafiran adalah mengerjakan shalat.
“Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan
kekafiran adalah meninggalkan sholat,” (HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu‘anhuma).
Tiga hal yang harus istri lakukan jika suami tidak shalat:
1.
Menasehatinya Secara Langsung Ataupun Tidak Langsung
“Agama itu nasihat, ”kami (para sahabat) menjawab,”bagi
siapa, ya Rasul?”, maka Beliau saw bersabda,”Bagi Allah, Rasul-Nya, pemimpin
umat Islam dan setiap orang Islam,” (HRMuslim).
Suami adalah pemimpin, mungkin akan gengsi jika dinasehati
terang-terangan oleh istri. Oleh karena itu istri perlu pintar-pintar ‘merayu’
agar suami mau shalat.
“Mas, shalat doong bareng aku!”
Untuk pengantin baru, bisa dengan mengatakan, “Aku dari dulu
pengen banget shalat jamaah sama suami tiap hari!”
Atau, bisa juga dengan menunjukkan buku tentang pentingnya
shalat, ayat dan hadits mengenai shalat, dan meminta suami membacanya.
2.
Pertemukan Suami Dengan Pengajian/Guru Ngaji yang Bijak dan Mampu Membimbing
Minta bantuan saudara dan teman untuk mempengaruhi suami
agar memahami agama dan menyadari pentingnya kedudukan shalat dalam Islam.
Bahkan tanpa shalat, seseorang bisa dianggap tidak memiliki bagian apapun dalam
agama ini.
Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu-
mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah
shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agama.
Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih
disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan
shalat.“
Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang
serupa, “Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan
agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya
terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam
adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah
dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah,
sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu,
sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu,“ (Lihat Ash Sholah, hal. 12).
3.
Doakan Suami Tiap Sujud Dalam Sholat dan Kapan pun Dimana pun
Hati itu milik Allah, hanya Allah yang berhak memberikan hidayah,
sedangkan ranah kita hanyalah ikhtiar sebaik-baiknya.
Salah satu senjata yang harus dioptimalkan adalah dengan
doa. Insya Allah dengan kesungguhan doa istri, sesuatu yang awalnya terlihat
tidak mungkin, akan menjadi mungkin.
Sebagai istri perlu untuk mempertebal keyakinan bahwa suami
kita dapat berubah, percaya dan yakin 100% bahwa suatu saat nanti suami kita
akan mengerjakan shalat 5 waktu dan menjadi imam yang baik untuk istri dan
anak-anak.
Ibnul Qoyyim mengatakan, “Iman adalah dengan membenarkan
(tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja, tanpa
melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan (tashdiq) saja,
tentu iblis, Fir’aun dan kaumnya, kaum sholeh, dan orang Yahudi yang
membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah (mereka meyakini hal ini
sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka), tentu mereka semua akan disebut
orang yang beriman (mu’min-mushoddiq).“
Al-Hasan mengatakan, “Iman bukanlah hanya dengan angan-angan
(tanpa ada amalan). Namun iman adalah sesuatu yang menancap dalam hati dan
dibenarkan dengan amal perbuatan,“ (Lihat Ash Sholah, 35-36). Semoga
menginspirasi dan bermanfaat
Sumber: ruangmuslimah.co