Bagikandakwah – Manusia tidak pernah luput dari salah dan
lupa. Itulah kodrat manusia, ketika kita berbuat salah kepada seseorang lalu
kita minta maaf kepada orang tersebut, akan tetapi orang tersebut tidak
memaafkan. Apakah kita masih menanggung dosa karena tidak dimaafkan ?
Jawaban:
Kita memang diwajibkan untuk bertaubat dari semua perbuatan
dosa yang kita lakukan.
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nuur : 31)
Yaitu dengan menjalankan syarat-syarat taubat yang telah
dimaklumi, seperti menyesal, meninggalkan, dan bertekad untuk tidak lagi
mengulanginya di masa mendatang.
Hanya saja, apabila dosa tersebut berkaitan dengan orang
lain. Maka di sana ada syarat tambahan berupa :
Memohon
maaf kepada orang yang dia zalimi,
Apabila berupa harta maka dengan cara mengembalikannya
kepada sang pemilik, sedang bila pemilik harta telah meninggal dunia maka
diberikan kepada ahli warisnya. Tapi bila tidak diketahui pula keberadaan ahli
warisnya maka dengan cara bersedekah dengan niatan pahalanya ditujukan untuk
orang yang hartanya dia ambil tadi,
Bila berkaitan dengan kehormatan, seperti dosa ghibah
(menggunjing), maka ia harus memperbaiki nama baik orang yang ia gunjing dengan
cara menyebut-nyebut kebaikannya pada orang-orang. (Uraian ini merupakan
intisari dari penjelasan Faqiihul ‘Ashr, al-‘Allamah al-‘Utsaimin rahimahullah
dalam beberapa fatwa beliau dalam program Fataawa Nuur ‘alad Darb)
Lalu Bagaimana Bila Sudah Meminta Maaf, Tapi Tetap Saja
Tidak Dimaafkan? Apakah Taubatnya Sah dan Diterima Oleh Allah?
Jawabannya: Ya, taubatnya teranggap sah apabila dia memang
bersungguh-sungguh dalam bertaubat. asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah
berkata :
وإذا بذل ما يستطيع من طلب إحلاله منه، فأبى من له حق، فإنه مع التوبة الصادقة النصوح يقضي الله عز وجل عنه ما تحمله لأخيه
“Apabila ia telah berupaya secara maksimal untuk meminta
maaf namun saudaranya tetap enggan memaafkan, sedang taubatnya jujur lagi tulus
maka Allah subhanahu wa ta’ala yang akan menuntaskan kesalahan yang ia perbuat
pada saudaranya.” (Fataawa Nuur ‘alad Darb, kaset no. 248)
Semoga kita selalu dijauhkan perbuatan yang tidak disukai
Allah.
Sumber: nasehatetam.com