Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Orang tua adalah surga atau
neraka seorang anak. Siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya atas nama
iman kepada Allah Ta’ala, bagi sang anak surga yang dipenuhi nikmat. Sedangkan
siapa yang durhaka kepada orang tua, baginya bagian siksa di neraka. Siksa yang
berat, pedih, dan perih.
Dalil Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dalam Al Qur'an
{وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [النساء: 36]
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa"
{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا} [العنكبوت: 8]
"Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada
dua orang ibu-bapaknya."
{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ} [لقمان: 14]
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
Berbakti kepada kedua orang tua harus dibiasakan sejak dini.
Dilatih sejak kecil agar menjadi sebuah kebiasaan positif. Siapa yang berbakti
kepada kedua orang tua, maka kelak anak-anaknya akan berbakti kepadanya.
Sebaliknya; tidaklah seorang ayah atau ibu didurhakai oleh anaknya kecuali
karena ia dahulu berlaku durhaka kepada bapak dan ibunya.
Berbakti kepada kedua orang tua juga tidak terbatas waktu.
Baik keduanya masih hidup atau telah meninggal dunia. Banyak riwayat
menyebutkan, berbakti kepada orang tua saat keduanya telah tiada jauh lebih
berat di banding tatkala keduanya masih hidup.
Tatkala orang tua sudah meninggal dunia, hendaknya seorang
anak senantiasa mendoakan, bergaul dengan kerabat-kerabat dekat orang tua,
senantiasa beramal shalih dan lain sebagainya.
Selain itu, ada juga larangan yang tidak boleh dilanggar
oleh seorang anak jika orang tuanya sudah meninggal dunia. Sebab, jika larangan
ini dilanggar, selain dosa yang didapat, orang tuanya pun akan mengalami
kesedihan mendalam di alam kubur.
Adalah Rawahah bin ‘Abdullah yang menuturkan sebagaimana
dikutip oleh Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi dalam al-Wa’dul Haq, “Setiap kali melakukan
kebaikan, aku melihat ayahku tersenyum di dalam mimpiku. Beliau berkata,
‘Semoga Allah Ta’ala memuliakanmu dengan kebaikan. Engkau telah memuliakan aku
di antara para penghuni kubur.’”
Kemudian ketika Rawahah bin ‘Abdullah absen dari kebaikan
dan justru melakukan tindakan yang tidak bernilai pahala, ia kembali melihat
ayahnya di dalam mimpi dengan kondisi yang berbeda.
“Tatkala aku terjerumus dalam perbuatan buruk,” tutur
Rawahah bin ‘Abdullah, “aku melihat ayahku menggigit jari-jemarinya. Beliau
bertutur, ‘Engkau telah membuatku sedih, anakku. Jangan kau ulangi lagi. Karena
aku tidak berani bertemu dengan para penghuni kubur lainyya (lantaran rasa
malu).’”
Kawan, apakah orang tua kita sudah meninggal dunia? Jika
sudah, apa yang menjadi kebiasaan kita sepanjang hari? Jika keburukan yang
menjadi langganan, ingatlah bahwa Anda telah membuat mereka bersedih lantaran
mengetahui keburukan yang Anda kerjakan. Semoga kita selalu berbakti kepada
orangtua.
Sumber : 1vsi.com