BagikanDakwah - Sahabat dakwah Memiliki keinginan atau
cita-cita untuk menjadi hafidz Al-Qur’an merupakan dambaan seorang muslim.
Karena besarnya pahala yang didapat dan ada jaminan di akhirat kelak. Namun,
dalam prosesnya pasti ada kesulitan karena menghafal Al-Qur’an bukanlah pekerjaan
yang mudah bagi sebagian besar kita. Hal apa saja, sih yang membuat susah
menghafal Al-Qur’an?
Yang paling menonjol dalam
sulitnya menghafal Al-Qur’an adalah dosa dan maksiat. Dosa-dosa kita kepada
Allah itulah yang menyebabkan kita lemah untuk menghafal. Dosa-dosa itu pulalah
yang mendorong akal kita untuk mudah lupa dan menyebabkan ayat terbolak-balik.
Imam Syafi’i perah berkata,
شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي
“Aku
pernah mengadukan kepada Waki’ (guru) tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau
menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu
adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”
(I’anatuth Tholibin, 2: 190).
Padahal Imam Syafi’i sebenarnya
orang yang hafalannya sungguh luar biasa. Diriwayatkan dari Imam Asy Syafi’i,
ia berkata, “Aku telah menghafalkan Al Qur’an ketika berumur 7 tahun. Aku pun
telah menghafal kitab Al Muwatho’ ketika berumur 10 tahun. Ketika berusia 15
tahun, aku pun sudah berfatwa.” (Thorh At Tatsrib, 1: 95-96).
Imam Syafi’i pun merenung, ia
merenungkan keadaan dirinya. Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau
melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki kendaraannya, lantas
tersingkap pahanya. Beliau melihat kaki wanita yang tidak halal baginya, lantas
beliau menyebut dirinya bermaksiat. Sehingga ia lupa terhadap apa yang telah ia
hafalkan.
Nah sahabat dakwah coba kita
bertanya kepada diri sendiri, Kenapa anak-anak kecil lebih mampu menghafal
daripada orang dewasa? Apakah karena otaknya lebih bersih, masih terbebas dari
banyak masalah dan kesedihan atau karena dosanya belum menumpuk? Kejernihan
otak kadang memang memiliki peranan. Akan tetapi peran utama justru berasal
dari jiwa yang belum terkotori maksiat dan belum tertumpuk dosa.
Sahabat dakwah jika kita
bersungguh-sungguh dalam menghafal Al-Qur’an, kita harus membuktikannya dengan
3 cara, yaitu:
1. Luangkanlah waktu khusus
dengan Al-Qur’an. Cukup dengan 30 menit selesai subuh dan maghrib selama itu
efektif dan bisa istiqamah.
2. Berusahalah untuk
membersihkan tempat bersemayamnya Al-Qur’an, yaitu hati kita. Bersihkanlah hati
kita dari noda dan dosa, sekecil apapun itu.
3. Carilah guru yang kepadanya
kita dapat berkonsultasi dan menyetorkan hafalan Al-Qur’an kita.
Nah sahabat dakwah itulah
penjelasan mengenai bagaimana cara agar bisa menghafal al-quran. InsyaAllah
dengan 3 cara tersebut, Allah akan memudahkan kita untuk mengafal Al-Qur’an
yang mulia ini. Semoga dengan hafalan-hafalan ini, Allah dapat memberikan kita
semua syafa’at di hari akhir nanti. Aamiin. Semoga bermanfaat.
Ummi-online