Bagikandakwah - Masalah uang itu memang tergolong sangat sensetif, apalagi jika menyangkut hutang. Ketika berhutang, maka sudah sepantasnya dibayar sesuai tanggal yang sudah disepakati bersama antara peminjam dan yang meminjam.
Akan tetapi tidak sedikit yang tidak menepati janjinya bahkan galak ketika ditagih. Lantas apa yang membuat orang yang ditagih hutang galak?
Perencana Keuangan Financial Consulting Eko Endarto mengatakan, sebagian orang menganggap hutang bukanlah sebagai pinjaman dan tidak wajib dikembalikan. Sehingga ketika berhutang ia tidak berniat untuk mengembalikan.
Menurut Eko ketika dihubungi oleh detikcom, ia mengatakan bahwa, kita menganggap pinjaman itu adalah hal yaang biasa dan bukan suatu hal yang harus dikembalikan, sehingga yang meminjam tidak ada niatan untuk mengembalikan.
Eko mengatakan bahwa sebagian orang berhutang untuk hal-hal yang tidak perlu sehingga tidak ada uang yang bisa ia andalkan untuk mengembalikan hutang tersebut.
Kita itu terbiasa mengutang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, sehingga uang pinjaman tersebut habis untuk hal-hal yang tidak dipertimbangkan sebelumnya. Sehingga ketika uang hutangnya habis padahal kebutuhannya sama. katanya.
Maka dari itu tidak sedikit yang marah ketika ditagih hutangnya sebab ia merasa terancam dan marah karena kesal dikejar-kejar hutang.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Perencana Keuangan dari ZAP Finance Prita Hapsari Ghozie. Menurutnya, orang yang marah ketika hutangnya ditagih disebabkan karena tidak memiliki uang untuk mengembalikannya.
Mereka marah karena tidak memiliki uang untuk membayar, katanya.
Semoga kita dijauhkan dari sifat ini, dan Semoga yang punya hutang segera bisa melunasinya. Aamiin ya Robb
sumber :finance.detik.com