Bagikandakwah - Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada
Allah dengan satu doa, melainkan pasti Allah memberikannya kepadanya, atau
Allah menghindarkannya dari kejelekan yang sebanding dengan doanya, selama ia
tidak mendoakan dosa atau memutuskan silaturahim.” Lalu seseorang berkata,
“Kalau begitu, kita akan memperbanyak doa.” Beliau bersabda, “Allah lebih
banyak memberi (dari apa yang kalian minta).” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan
bahwa hadits ini hasan sahih) [HR. Tirmidzi, no. 3573 dan Al-Hakim, 1:493.
Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly dalam Bahjah
An-Nazhirin, hadits no. 1501].
Diriwayatkan juga oleh Al-Hakim dari Abu Sa’id, dan ia
menambahkan, “Atau Allah menyimpan untuknya berupa pahala yang sebanding dengan
doa tersebut.” [HR. Ahmad, 3:18; Al-Hakim, 1:493. Hadits ini disahihkan oleh
Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly
katakan bahwa sanad hadits ini hasan, perawinya tsiqqah selain ‘Ali bin ‘Ali
yang dinilai shaduq].
Faedah hadits
Pertama: Doa seorang muslim itu terkabul (tidak tertolak)
asalkan memenuhi syarat dan adab. Oleh karenanya, seseorang tidak sepantasnya
tergesa-gesa dalam berdoa.
Kedua: Doa seorang muslim dikabulkan dalam tiga cara: (1)
dikabulkan, (2) ditunda dan diselamatkan dari bala sesuai dengan kadarnya, (3)
disimpan untuk hari kiamat, jadi pahala untuknya.
Ketiga: Yang dimiliki Allah itu tidak akan berkurang ketika
doa hamba itu dipenuhi, walau begitu banyak doanya.
Keempat: Dianjurkan serius (mengharap-harap) dalam berdoa karena
lebih menampakkan ketundukan dan menunjukkan kelemahan manusia di hadapan
Allah.
Kelima: Boleh meminta dengan doa dalam jumlah banyak karena
Allah tidak ada yang bisa membuat Allah menjadi besar. Jika seseorang menyangka
dia sudah meminta banyak, maka Allah dapat mengabulkan yang banyak yang ia
minta.
Jangan pernah berhenti untuk berdoa dan yakinlah doamu akan dikabulkan oleh Allah.
sumber : rumaysho.com