Bagikandakwah - Dikabarkan dari al-Hasan bin al-Haitsam bahwa suatu ketika
ia mendengar Abu Bakar al Athrusyi bin Abi Nashr bin At-Timar bercerita:
Suatu masa terdapat seorang anak laki-laki yang senantiasa
mendatangi pekuburan ibunya setiap hari Jumat. Setiap kali bersanding dengan
pusara ibunya, ia akan dengan khusyuk melantunkan Surat Yasin.
Ia terlihat begitu khusyuk, dibacanya ayat-ayat Al-Quran itu
dengan penuh khidmat. Sambil sesekali ketika menghentikan bacaan untuk
mengambil napas, ia mengenang masa-masa indah dengan ibunya.
Sungguh, pemandangan itu begitu memilukan, melihat seorang
anak yang duduk terpekur sambil membaca Al-Quran di samping pusara ibunda
tercintanya. Ketika ia telah selesai, ia kemudian berdoa:
“Ya Allah, sesungguhnya aku membagikan pahala membaca Surat
Yasin ini. Maka jadikanlah bagian itu terhaturkan kepada para arwah yang
bersemayam di pekuburan ini.”
Seminggu kemudian, tepat di hari Jumat berikutnya, anak
tersebut kembali melakukan rutinitas mingguannya itu.
Mendatangi pusara ibunya, duduk dengan khusyuk, dan kemudian
melantunkan Surat Yasin untuk dihadiahkan kepada ibundanya serta para arwah di
pemakaman itu.
Tiba-tiba saja saat ia hendak beranjak, datang seorang
wanita yang bertanya kepadanya, “Apakah engkau adalah Fulan bin Fulanah, apakah
engkau adalah putra dari ibu yang dikubur dalam pusara ini?”
“Ya,” jawab anak itu singkat.
“Sesungguhnya aku memiliki seoang putri yang telah
meninggal, kemudian aku bermimpi bertemu dengannya. Dalam mimpi itu, kulihat ia
sedang duduk-duduk di samping pusaranya.
Kemudian aku bertanya padanya, ’Gerangan apa yang membuatmu
terduduk di sini?’
Ia lantas menjawab, ‘Sesungguhnya Fulan bin Fulanah
mendatangi pekuburan ibunya, kemudian ia membaca Surat Yasin dan menghadiahkan
pahala bacaannya kepada ibunya dan kami, para ahli kubur yang arwahnya
bersemayam di pemakaman ini. Maka dari itulah, aku mendapatkan manfaatnya
sehingga aku diampuni’.”
Subhanallah, dari kisah diatas. dapat dipetik hikmah betapa
amal shalih yang dilakukan oleh orang hidup dan kemudian pahalanya dihaturkan
kepada orang yang sudah meninggal benar-benar tersampaikan.
Apalagi, jikalau amal tersebut dilakukan di waktu-waktu yang
mustajabah, waktu berdoa yang berpeluang besar untuk dikabulkan seperti hari
Jumat.
Sungguh, beruntung sekalai orang-orang yang mau
mempergunakan hari Jumatnya untuk dimuliakan dengan memenuhinya dengan amal-amal
kebaikan seperti ziarah kubur dan membaca Al-Quran.
Karena para ulama pun juga menjuluki hari Jumat sebagai
Sayyidul Ayyam, induk dari segala hari dalam seminggu. (Ulin Nuha Karim)
*)Disarikan dari kitab Tahqiqul Amal fîmâ Yanfa’ul Mayyita
Minal A’mâl karya Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki al Hasani, halaman
60
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah diatas. Allahu A'lam
Sumber: nu.or.id